Pemanfaatan Limbah Kulit Udang Untuk Produksi Bahan Baku Kitin Dan Enzim
Abstract
Industri pengolahan udang menghasilkan limbah padat berupa kepala, kulit, kaki, dan ekor. Limbah tersebut mudah sekali busuk akibat mikroba dan bersifat kambat sehingga membutuhkan penanganan yang serius. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu us aha untuk memanfaatkan limbah udang sehingga tidak mencemari Iingkungan dan dapat meningkatkan nilai tambab dari lirnbah udang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kulit udang untuk memproduksi produk-produk bioteknologi yaitu bahan baku pembuatan kitin (kulit udang terdeproteinasi dan kulit udang terdemineralisasi) dan enzim protease. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memproduksi enzim kitosanase yang digunakan dalam pembuatan oligomer kitosan. Limbah udang yang digunakan dari penelitian ini adalah kulit, kaki, dan ekor dari udang putih (Litopenaeus vannamei). PerIakuan awal dari limbah udang krsebut diblender dan disaring sehingga didapat kulit udang kasar (tidak 1010s saringan 50 mesh) dan tepung kulit udang 100 mesh. Proses pembuatan kitin dari limbah kulit udang diperIukan tiga proses utama yaitu deproteinasi, demineralisasi, dan dekolorisasi. Proses deproteinasi dan demineralisasi dalam penelitian ini menggunakan proses fermentasi dengan Bacillus pumilus Yl dan Lactobacillus acidophilus. Media fermentasi bakteri menggunakan molases dan limbah cair tahu. Proses deproteinasi kulit udang kasar dapat dilakukan dengan proses fermentasi Bacillus pumilus Yl pada suhu 37°C dengan kecepatan 120 rpm dengan Inenggunakan media yang mengandung molases 1 %. Proses fermentasi tersebut dapat menurunkan kadar protein pada kulit udang sebesar 97.75% pada hari ke-14. Proses demineralisasi dapat menggunakan bakteri Lactobacillus acidophilus melalui proses fermentasi kulit udang kasar dengan substrat 20% molases pada suhu 37°C dengan kecepatan 120 rpm. Proses deminera1isasi tersebut dapat menurunkan kadar kalsium pada kulit udang sebesar 88.43% pada hari ke-7. Aktivitas protease Bacillus pumilus Yl selama fermentasi tepung kulit udang 100 mesh pada suhu 37°C dengan kecepatan 120 rpm diamati perubahannya setiap 6 jam. Aktivitas protease tertinggi dari Bacillus pumilus Y1 pada media yang mengandung 1 % molases sebesar 0.824 U/mi pada jam ke-42. Kulit udang hasil fermentasi jam ke-42 tersebut mengalami penurunan kadar protein sebesar 76.27% dan penurunan kadar kalsium sebesar 16.99%. Aktivitas protease tertinggi dari Bacillus pumilus Y1 pada media fermentasi limbah cair tahu (PH 7.0) adalah 0.242 D/ml pada janl ke-36. Kulit udang hasil felmentasi jam ke-36 tersebut mengalami penurunan kadar protein sebesar 65.78% dan mengalami penurunan kadar kalsium sebesar 12.84%. Aktivitas protease tertinggi' dari Lactobacillus acidophilus pada media tepung kulit udang 100 mesh pada suhu 37°C dengan kecepatan 120 rpm sebesar 0.123 D/ml diperoleh pada jam ke-30. Kulit udang hasil fermentasi jam ke- 30 tersehut mengalami penurunan kadar kalsium sebesar 24.74% dan penurunan kadar protein 20.46%. Dalam penelitian ini, kitosan dibuat dengan cara perendaman kulit udang yang telah mengalami proses deproteinasi, demineralisasi, dan dekolorisasi dalam NaOH 50% dengan perbandingan volume 1 :20 (b/v) dan dididihkan. Kitosan yang dihasilkan memiliki derajat deasetilasi sebesar 40.76-45.25%. Kitosan yang dihasilkan direndam dalam larutan asam klorida pekat untuk membuat koloidal kitosan yang selanjutnya digunakan sebagai substrat bakteri Bacillus licheniformis MB-2 untuk menghasilkan enzim kitosanase. Enzim kitosanase yang dihasilkan oleh Bacillus licheniformis MB-2 diperoleh dengan cara menginkubasi bakteri pada suhu 55DC selama 7 hari pada media thermus cair (0.24% koloidal kitosan; 0.25% casiton; 1.4% K2HP04; 1% MgS04.7H20; 0.2%CaCh.2H20; 0.002% FeS04.7H20; dan O.l% tripton). Setelah inkubasi 7 hari, pemisahan enzim dengan biomassa dilakukan dengan sentrifugasi 4 DC dengan kecepatan 10000 rpm selama 15 menit. Enzim yang telah bebas dari kultur sel diendapkan dengan menggunakan amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 80% dan menghasilkan presipitat. Presipitat tersebut dilarutkan ke dalam buffer fosfat pH 6.0 (0.05 M) dan disebut larutan enzim kasar. Larutan enzim kasar tersebut memiliki aktivitas kitosanase sebesar 0.2193 U/rnl dan digunakan untuk membuat oligomer kitosan. Oligomer kitosan dibuat dengan cara menghidrolisis kitosan terlarut (DD 85%) dengan menggunakan enzim kitosanase yang memiliki aktivitas 0.017 U/mg kitosan dan 0.1 U/mg kitosan pada suhu 80DC selama 3 jam. Oligomer kitosan yang dihasilkan tidak mempunyai aktivitas penghambatan terhadap Lactobacillus acidophilus dan Streptococcus mutans. tetapi oligomer yang dihasilkan dengan konsentrasi enzim kitosanase 0.017 U/mg kitosan dapat meningkatkan pertunlbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus dan Streptococcus mutans.