Pemanfaatan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pemucat Minyak Kelapa, Minyak Wijen dan Minyak Kelapa Sawit
Abstract
Abu sekam padi clan arang aktif yang digunakan untuk memucatkan minyak kelapa memiliki kemampuan yang hampir sama dalam mengadsorpsi asam lemak bebas, peroksida serta produk degradasi lemak lainnya. Penggunaan heksana pada minyak wijen mengurangi kemampuan abu sekam padi dan arang aktif untuk mengadsorpsi produk-produk degradasi lemak. Penggunaan abu sekam padi dan arang aktif untuk memucatkan minyak wijen menimbulkan proses hidrolisis. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan bilangan penyabunan minyak kelapa (minyak awal 164.93 mg KOWg minyak, minyak yang dipucatkan dengan abu sekam padi 228.60 mg KOWg minyak dan minyak yang dipucatkan dengan arang aktif 225.85 mg KOWg minyak) dan peningkatan bilangan penyabunan minyak wijen (minyak awal 126.67 mg KOWg minyak, minyak yang dipucatkan dengan abu sekam padi 187.61 mg KOW g minyak dan minyak yang dipucatkan dengan arang aktif 224.63 mg KOWg minyak). Penggunaan abu sekam padi dan arang aktif untuk memucatkan minyak kelapa sawit tidak menyebabkan peningkatan proses hidrolisis, tetapi menyebabkan peningkatan proses oksidasi. Proses oksidasi yang ditimbulkan oleh abu sekam pa& lebih banyak danpada proses oksidasi yang ditimbulkan oleh arang aktif. Hal ini dapat dilihat dari perubahan nilai bilangan iod (minyak awal 55.21 g iod1100 g minyak, minyak yang dipucatkan dengan abu sekam padi dan arang aktif masingmasing 49.53 dan 49.44 g iod1100 g minyak). Abu sekam @ dan arang &if memiliki kemampuan yang hampir sama &am mengadsorpsi produk-produk degradasi lemak.