otensi Imunomodulator Ekstrak Bubuk Kakao Bebas Lemak sebagai Produk Substandar secara in vitro pada Sel Limfosit Manusia
Abstract
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia, namun belum dikaji potensinya secara maksimal. Berdasarkan penelitian terdahulu, kakao diketahui memiliki kandungan polifenol yang tinggi sehingga berpotensi sebagai antioksidan yang baik. Dari fakta ini, diduga terdapat pula potensi bubuk kakao sebagai imunomodulator yang ditandai dengan responnya terhadap proliferasi limfosit pada darah manusia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari potensi imunomodulator ekstrak bubuk kakao secara in vitro terhadap proliferasi sel limfosit, sehingga dapat diketahui potensi bubuk kakao sebagai pangan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Penelitian dilakukan dengan melakukan ekstraksi terhadap 10 jenis bubuk kakao yang dipilih berdasarkan jenis spesies kakao, tingkat kematangan buah kakao, serta kakao yang terkena serangan hama pada beberapa tingkat serangan. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut air pada konsentrasi 0,08 g/ml, untuk kemudian dilakukan pengenceran bertingkat untuk memperoleh tiga tingkatan konsentrasi yang akan diujikan secara in vitro. Ketiga konsentrasi tersebut adalah 1,66 mg/ml (C1), 6,64 mg/ml (C2), dan 13,28 mg/ml (C3). Konsentrasi C1 ditentukan berdasarkan konsumsi normal minuman bubuk kakao sehari-hari bila masuk ke dalam 6 liter darah di tubuh manusia. Sementara itu dua konsentrasi lainnya merupakan peningkatan konsentrasi untuk mengetahui signifikansi peningkatan konsentrasi terhadap respon proliferatif sel limfosit. Dari kesepuluh jenis ekstrak bubuk kakao yang diperoleh dilakukan juga analisis kandungan total polifenol.