Penerapan Bagan Kendali dalam Penerimaan Bahan Pengemas dan Optimasi Distribusi Bahan Baku di Gudang PT Nutricia Indonesia Sejahtera
Abstract
Suatu sistem manajemen persediaan bahan yang baik dan efisien akan memberikan kontribusi kepada perusahaan sebagai hasil dari adanya efisiensi. Efisiensi tersebnt merupakm akumulasi dari pen,wangan biaya karena bahan yang dapat bergerak lebih cepat, pemakaian tenaga manusia dan mesin lebih dapat ditekan, serta waktu yang dipergunakan lebih produktif. Selain itu juga dapat mengurangi waktu yang tidak produktif karena dengan bahan-bahan yang bergerak dengan lancar, maka waktu menganggumya mesin-mesin dan tenaga kerja dapat dikurangi (Assauri, 1993). Metode first in Jirst out (FIFO) yang diterapkan dalam sistem pencatatan persediaan bahan baku dan pergerakan bahan baku menuju ke bagian produksi, maka perlu diperhatikan tata letak (layout) gudang itu sendiri. Karena luas gudang yang tidak sehanding dengan volume bahan baku yang seharusnya ditampung seita frekuensi produksi yang tinggi, maka dibutuhkan teknii analisis tertentu agar fungsi gudang dan penerapan metode FIFO dapat dilaksanakan secara lebii efektif dan efisien. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengelompokan bahan baku berdasarkan pergerakannya ke bagian produksi. Bahan baku yang bergerak cepat ditempatkan dekat ke bagian produksi dan diikuti oleh bahan baku yang bergerak lebih lambat. Diharapkan penempatan ini dapat mempercepat penyampaian bahan baku ke produksi selain itu penerapan first in first out (FIFO) sistem akan lebih mudah untuk diimplementasikan. Dari hasil kajian pada berbagai sumber data melalui teknik pengnmpulan data ; observasi, wawancara dan studi dokumentasi diketahui bahwa bahan baku yang bergerak cepat berdasarkan frekuensi pergerakannya ke produksi adalah Glucidex I, Whole Milk Powder dan CN Fruit Base. Bahan baku yang bergerak sedang adalah Full Cream Milk, Sugar EECI, Glucidex II, Sucrose/Sugar EECI, Skim Milk Powder, Skim Milk Instant, CN Rice Base, CN Tim Ayam Base, CN Kacang Hijau Base dan CN Beras Merah Base. Sedangkan bahan baku yang bergerak lambat adalah Skim Milk Powder, Skim Milk Instant, CN Biscuit Base dan CSO Base. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perbedaan jumlah bahan pengemas. Salah satu faktomya adalah faktor pemasok (supplier) yang menjadi produsen bahan pengemas yang dibeli oleh perusahaan. Pertanyam yang sering timbul adalah tentang kesesuaian antara jumlah yang dikiiim oleh pemasok dengan jumlah yang tertera di label atau yang tertu!is padapurchasing order. Tentunya tidak mungkin bagi perusahaan dalam ha1 ini bagian gudang yang menerima bahan