Aplikasi Gelatin Kulit Ikan Cucut Dan Lkan Pari Tipe A Pada Pembuatan Jelly Agar
Abstract
Pemanfaatan gelatin dalam idustri pangan dan non pangan semakin meluas, namun bahan baku yang digunakan sebagai sumber gelatin masih banyak berasal dari babi. Hal ini. disebabkan oleh sifat fisikokimianya yang lebih baik dibandingkan dengan gelatin dari sumber lain. Hal tersebut telah menimbulkan keresahan terutama bagi umat muslim yang menghendaki produk yang halal. Saat ini telah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan ikan sebagai sumber gelatin, seperti thilapia, ikan cod, ikan cucut dan ikan pari, meskipun masih dalam jumlah yang sangat terbatas. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisikokimia gelatin ikan hampir sama dengan gelatin komersial (gelatin babi dan sapi) sehingga memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan sebagai bahan baku gelatin yang halal. Oleh karen a itu, perlu kiranya dilakukan pengembangan teknologi yang tidak hanya terbatas pada produksi gelatin dari ikan tetapi lebih pada aplikasinya pada produk pangan. Dengan demikian maka akan diketahui berbagai hal yang dapat meningkatkan mutu gelatin dari ikan tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan aplikasi gelatin dari kulit ikan cucut dan ikan pari pada pembuatan jelly agar. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan dilakukan pembuatan gelatin dari kulit ikan cucut dan ikan pari melalui proses asam, formulasi jelly agar dengan penambahan gelatin pada konsentrasi 6%, 7% dan 8%, serta uji organoleptik jelly agar hasil formulasi. Tujuan dari penelitian pendahuluan ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi gelatin terbaik yang telah diaplikasikan pada jelly agar yang akan digunakan pada tahap selanjutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula jelly agar dengan penambahan gelatin pada konsentrasi 6% merupakan formula yang terbaik. Penelitian utama dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat fisik dan kimia jelly agar dari gelatin ikan cucut dan ikan pari dibandingkan dengan jelly agar dari gelatin babi dan sapi serta dilakukan uji organoleptik untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap jelly agar dari gelatin ikan cucut dan ikan pari dibandingkan dengan jelly agar dari gelatin babi dan sapi. Sifat fisik dan kimia yang diuji meliputi kekenyalan, penurunan tinggi gel, sineresis, derajat keasaman (PH), kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein dan kadar karbohidrat. Sedangkan uji organoleptik meliputi uji hedonik dan uji ranking. Jelly agar dari gelatin ikan cucut memiliki nilai kekenyalan 84700 dyne/cm2, penurunan tinggi gel 100%, sineresis 0,82%, nilai pH 3,75, total padatan terlarut (TPT) 43,65%, kadar air 53,65%, abu 0,07%, lemak 0,26%, protein 10,33% dan karbohidrat 89,36%. Jelly agar dari gelatin ikan pari memiliki nilai kekenyalan 181300 dyne/cm2, penurunan tinggi gel 0,42%, sineresis 0,16%, nilai pH 3,80, total padatan terlarut 43,50%, kadar air 53,59%, abu 0,06%, lemak 0,25%, protein 10,57% dan karbohidrat 89,14%. Jelly agar dari gelatin babi memiliki nilai kekenyalan 112000 dyne/cm2, penurunan tinggi gel 0%, sineresis 0,17%, nilai pH 3,64, total padatan terlarut 42,05%, kadar air 57,27%, abu 0,06%, lemak 0,21%, protein 10,36% dan karbohidrat 89,39%. Sedangkanjelly agar dari gelatin sapi memiliki nilai kekenyalan 131250 dyne/cm2, penurunan tinggi gel 0,48%, sineresis 0,28%, nilai pH 3,51, total padatan terlarut 42,88%, kadar air 54,38%, abu 0,09%, lemak 0,25%, protein 9,84% dan karbohidrat 89,84%. Modifikasi formula jelly agar dari gelatin ikan cucut dengan cara mengkombinasi gelatin dengan hidrokoloid seperti pektin, alginat, karagenan, dan agar-agar belum dapat memberikan hasil yang optimal. Hal ini dapat terlihat dari ketidakstabilanjelly agar berada dalarn bentuk gel pada suhu ruang. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa jelly agar dari gelatin babi menempati peringkat pertarna (sangat disukai) dengan skor rata-rata 2,2; jelly agar dari gelatin ikan cucut dan sapi mendapatkan penilaian yang sarna setelah jelly agar gelatin babi dengan skor rata-rata 2,3; sedangkan jelly agar dari gelatin ikan pari mendapatkan peringkat yang terakhir (tidak disukai) dengan skor rata-rata 3,2. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa gelatin ikan cucut kurang sesuai untuk diaplikasikan pada p roduk pangan yang berbentuk gel.