Aplikasi Pengendalian Mutu Statistikal Pada Pengolahan Produk Chicken Nugget Di Pt. Japfa-Osi Food Industries Tangerang

Abstract

Permasalahan yang telah teridentifikasi di PT. Japfa-Osi Food Industries ini adalah adanya kerusakan pada produk chicken nugget yang mengakibatkan terjadinya penurunan mutu produk. Tujuan kegiatan magang ini adalah mengumpulkan data penyebab terjadinya kerusakan tersebut serta menganalisa data menggunakan teknik pengendalian mutu statistikal yang meliputi bagan pareto, grafik kendali dan kurva regresi dan korelasi serta diagram sebab-akibat melalui penelusuran masalah dengan brainstorming. Kerusakan yang terjadi pada produkterdiri dari 5 jenis kerusakan (deject) yaitu produk patah (broken), produk terkelupas (visible meat), dua produk saling menempeI (double), adanya warna hitam pada produk (black crumb) dan adanya Iubang yang Iebih besar dari 2 mm pada permukaan produk (hole). Dari kelima jenis kerusakan tersebut dipilih 2 jenis kerusakan yang jumIahnya paling dominan dengan menggunakan diagram pareto. 2 jenis kerusakan tersebut adalah kerusakan jenis produk patah (broken) (36%) dan produk terkelupas (visible meat) (31 %). 2 jenis kerusakan tersebut kemudian dianalisa penyebabnya dengan menggunakan diagram sebab-akibat melalui penulusuran masalah dengan brainstorming. Penyebabpenyebab utama yang diperoleh dari brainstorming adalah: manusia, mesin dan metoda. Sedangkan dari diagram sebab akibat diperoleh penyebab-penyebab pendukung yaitu: suhu proses, proses chilling, kondisi milkwash, mesin jormax, batter applicator, belt conveyor, keahlian, motivasi, kenyamanan. Dari diagram sebab-akibat dipilih satu buah penyebab yang akan dianalisa dengan menggunakan bagan kendali. Pada pengolahan chicken nugget terdapat beberapa tahap proses dimana pengaruh suhu cukup penting, tetapi dalam kegiatan magang ini hanya diamati pengaruh 3 jenis suhu proses yang terdiri dari: suhu adonan sebelum pencetakan, suhu adonan pada saat pencetakan dan suhu milkwash. Suhu adonan sebelum pencetakan dan suhu adonan pada saat pencetakan akan diamati pengaruhnya terhadap kerusakan jenis produk patah. Sedangkan suhu milkwash akan diamati pengaruhnya terhadap kerusakan jenis produk terkelupas. Dari bagan kendali terlihat bahwa ketiga jenis suhu tersebut berada dalam keadaan tidak terkendali selama pengamatan 25 batch produksi. Dari analisa korelasi dan regresi antara suhu dan persen kerusakan yang terjadi diperoleh nilai r sebesar 0.87 untuk jenis suhu adonan sebelum pencetakan dengan persentase kerusakan jenis produk patah dan 0.9 untuk suhu adonan pada saat pencetakan dengan persentase kerusakan jenis produk patah. Sedangkan untuk suhu milkvvash dengan persentase produk terkelupas diperoleh nilai r sebesar 0.72. Dari analisa korelasi dan regresi dapat disimpulkan bahwa suhu mempunyai pengaruh cukup besar terhadap jumlah kerusakan yang terjadi pada produk chicken nugget.