Pengaruh Penggunaan Alumina dan Bentonit untuk Proses Regenerasi Minyak Goreng Bekas
Abstract
Kebutuhan dan konsumsi terhadap minyak goreng dewasa ini terus meningkat. Peningkatan ini disebabkan oleh relatif mudah dan cepatnya proses penggorengan, meningkatnya cita rasa dari bahan pangan goreng, banyaknya jenis bahan pangan yang dapat digoreng serta meningkatnya pilihan jenis minyak goreng yang dapat dipergunakan. Namun tingginya biaya pembelian minyak goreng juga memberikan dampak terhadap pemakaian kembali minyak goreng bekas secara terus menerus. Oleh karena itu untuk menghemat penggunaan minyak, diperlukan upaya memperpanjang frekuensi pemakaian minyak goreng dengan penggunaan adsorben untuk mengurangi partikel-partikel dan senyawa yang dapat mempercepat kerusakan minyak yang dihasilkan pada proses penggorengan bahan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan adsorben alumina dan bentonit terhadap mutu minyak goreng bekas dan mendapatkan kombinasi konsentrasi adsorben terbaik untuk proses regenerasi minyak goreng bekas. Pada awal penelitian dilakukan penentuan beberapa konsentrasi alumina dan bentonit yang terbaik untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dan memperbaiki wama minyak goreng bekas secara nyata. Penggunaan alumina menunjukkan bahwa dengan konsentrasi 2, 4 dan 6% (bib) mampu menurunkan secara nyata kadar asam lemak bebas minyak goreng bekas, sedangkan konsentrasi bentonit yang dapat memperbaiki wama minyak goreng bekas berturut-turut adalah 1, 3 dan 5% (bib). Selanjutnya tahap penelitian berikutnya adalah tahap pengujian sifat fisik, kimia dan organoleptik minyak goreng bekas yang telah diregenerasi oleh adsorben dengan konsentrasi yang terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan untuk melihat kombinasi perlakuan pada tahap pengujian minyak goreng bekas hasil regenerasi dengan konsentrasi adsorben yang terbaik adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 4 x 4 dengan 2 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi alumina (A) dengan 4 tingkat konsentrasi yaitu 0% (AI), 2% (A2), 4% (A3) dan 6% (A!). Faktor kedua adalah konsentrasi bentonit (B) dengan 4 tingkat konsentrasi yaitu 0% (Bl), 1 % (B2), 3% (B3) dan 5% (B4). Tahap proses regenerasi minyak goreng bekas dengan menggunakan adsorben dilakukan secara batch adsorption, dimana setelah ditambahkan adsorben minyak diaduk selama 1 jam dan kemudian disaring. Hasil pene1itian menunjukkan bahwa penggunaan alumina atau bentonit secara tunggal dalam proses regenerasi minyak goreng bekas mampu memperbaiki kerusakan minyak dengan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P < 0.01) terhadap penurunan kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan TBA, kekentalan, wama kuning, dan wama merah minyak. Adanya kombinasi antara keduanya mampu memperbaiki kerusakan minyak lebih baik dibandingkan penggunaannya secara tunggal. Untuk indeks bias, penggunaan alumina memberikan pengaruh yang nyata dalam menurunkan indeks bias, sedangkan penggunaan bentonit baik secara tunggal maupun kombinasinya c;Iengan alumina cenderung meningkatkan nilai indeks bias namun nilainya masih lebih rendah dibandingkan nilai indeks bias minyak goreng bekas awal. Terhadap penurunan berat jenis, penggunaan alumina dan bentonit baik secara tunggal maupun kombinasi tidak memberikan pengaruh yang nyata. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa minyak hasil regenerasi dengan penggunaan alumina secara tunggal belum dapat diterima oleh konsumen, sedangkan dengan penggunaan bentonit mulai dari 3% baik secara tunggal maupun kombinasi dengan alumina sudah dapat diterima. Penggunaan kombinasi adsorben yaitu alumina 6% dan bentonit 5% mampu memperbaiki mutu minyak goreng bekas dan telah memenuhi stan dar mutu RED (refined, bleached, deodorized) dan cochin minyak kelapa, SNI dan min yak goreng curah awal.