Perancangan Proses Produksi Biopelet Sekam Padi dengan Campuran Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Sengon
Abstract
CV Mekar Jaya memiliki limbah dari hasil samping proses penggilingan
padi dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh sebab itu, dilakukan
pemanfaatan limbah sekam padi menjadi biopelet dengan campuran serbuk kayu
sengon dan tempurung kelapa. Tujuan dari penelitian ini merancang proses
produksi biopelet, mendapatkan formulasi terbaik, menganalisis kualitas,
menganalisis kelayakan finansial, dan menganalisis sensitivitas. Metode yang
digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian dibagi menjadi beberapa fase,
yaitu fase eksplorasi, fase pendefinisian masalah, fase ideasi, fase pengembangan
prototipe, dan fase validasi. Formulasi yang digunakan dalam pembuatan
biopelet terdiri dari 20% sekam : 80% arang tempurung kelapa, 20% serbuk
kayu sengon : 80% arang sekam padi, 20% arang sekam padi : 80% serbuk kayu
sengon, dan 20% arang sekam padi : 80% arang tempurung kelapa. Didapatkan
formulasi terbaik dari keempat formulasi, yaitu formulasi 20% serbuk kayu
sengon : 80% arang sekam. Hasil penelitian berhasil menghasilkan formulasi
terbaik, proses produksi dan tata letak produksi yang efisien. Selain itu, hasil
perhitungan menghasilkan HPP sebesar Rp 2.127.14/kg dan harga jual sebesar
Rp 2.796.75/kg. Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa rencana
pengembangan produk tersebut layak untuk dijalankan dengan nilai NPV sebesar
Rp 1.016.463.004, IRR 40,84%, net B/C 1,170 dan PP 3 tahun 5 bulan. Hasil
analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pada kenaikan harga bahan baku 5%
dan 15% menunjukkan hasil yang layak. Namun, dengan kenaikan harga
bahan baku sebesar 30% proyek menjadi tidak layak. Hal ini menunjukkan
bahwa kenaikan harga bahan baku sebesar 30% akan menyebabkan
kerugian dan proyek tidak mencapai tujuan finansial yang diharapkan. CV Mekar Jaya has waste from the by-products of the rice milling
process and has not been utilized optimally. Therefore, rice husk waste is used to
become biopellets with a mixture of sengon wood powder and coconut shells.
The purpose of this study is to design the biopellet production process, obtain the
best formulation, analyze quality, analyze financial feasibility, and analyze
sensitivity. The method used is a quantitative method. The research is divided
into several phases, namely the exploration phase, the problem definition phase,
the ideation phase, the prototype development phase, and the validation phase.
The formulation used in the manufacture of biopellets consists of 20% husk:
80% coconut shell charcoal, 20% sengon wood powder: 80% rice husk charcoal,
20% rice husk charcoal: 80% sengon wood powder, and 20% rice husk charcoal:
80% coconut shell charcoal. The best formulation of the four formulations was
obtained, namely the formulation of 20% sengon wood powder: 80% husk
charcoal. The results of the research succeeded in producing the best
formulation, efficient production process and production layout. In addition, the
results of the calculation resulted in an HPP of Rp 2,127.14/kg and a selling
price of Rp 2,796.75/kg. The results of the financial feasibility analysis show
that the product development plan is feasible to be implemented with an NPV
value of IDR 1,016,463,004, IRR of 40.84%, net B/C of 1,170 and PP of 3 years
and 5 months. The results of the sensitivity analysis show that the increase in
raw material prices by 5% and 15% shows decent results. However, with a 30%
increase in raw material prices, the project became unfeasible. This shows
that a 30% increase in raw material prices will lead to losses and the
project will not achieve the expected financial goals.