Studi potensi dan peluang pemasaran ekspor kayu lapis Indonesia
View/ Open
Date
1990Author
Nuryati, Lina
Herlina, Lien
Linda, Kirsfianti
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemasaran ekspor pada hakekatnya adalah suatu tran- saksi sederhana, tidak lebih dari membeli dan menjual produk antara para pengusaha di negara yang berbeda. Keberhasilan pemasaran ekspor memegang peranan penting dalam perkembangan perekonomian nasional. Salah satu primadona komoditas ekspor non migas saat ini adalah kayu lapis.
Penelitian ini bertujuan mempelajari perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pemasaran ekspor kayu lapis Indonesia, memformulasikan permasa- lahan kedalam bentuk model matematis dan mengembangkan strategi pemasaran ekspor kayu lapis Indonesia sampai akhir Pelita V (tahun 1994).
Strategi pemasaran dikembangkan berdasarkan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk mengetahui posisi Indonesia, regresi linear berganda dan strategi pemasaran ekspor kayu lapis oleh APKINDO.
Analisis regresi linear berganda menghasilkan model:
Y 1666.085 0.087 X1 + 0.709 X3 4.36 X4 + 1.9 X5. - Model memperlihatkan X1 (produksi kayu bulat), X3 (realisasi produksi kayu lapis), X4 (harga rata-rata FOB), dan X5 (kurs dolar AS terhadap rupiah) berpengaruh nyata terhadap ekspor kayu lapis Indonesia.
Saat ini, kayu lapis Indonesia menduduki posisi puncak dalam perdagangan hardwood plywood dunia serta
memberikan sumbangan devisa besar bagi perekonomian Indonesia, yaitu sebesar 23% dari total nilai ekspor non migas. Masalah struktur ekspor kayu lapis yang kurang baik, diatasi dengan diversifikasi pasar meliputi Asia, Amerika dan Eropa. Strategi pemasaran yang dikembangkan adalah mutu produk sesuai permintaan konsumen, penetapan harga jual bersaing tetapi tidak dibawah harga rata- rata, memanfaatkan jalur distribusi yang ada dan menguntungkan, melakukan promosi terpadu antara swasta dan pemerintah, memanfaatkan para pelobi yang tangguh dan profesional dalam melakukan negosiasi serta menghimpun kekuatan melalui kerja sama antara pemerintah, swasta dan badan ekspor negara lain.