Mempelajari Pengaruh Pemucatan dan Deodorisasi Terhadap Proses Pemurnian Minyak Goreng Bekas
View/ Open
Date
1985Author
Purwoko, Jhonny
Ketaren, Semangat
Suryani, Ani
Metadata
Show full item recordAbstract
Minyak goreng bekas pada umumnya sudah tidak memenuhi syarat lagi sebagai minyak goreng. Di samping menurunnya mutu bahan yang digoreng dengan minyak goreng bekas dari segi rasa, bau dan penampakan, juga dapat membahayakan kesehatan karena adanya komponen dan sifat yang biasanya tidak dijumpai pada minyak goreng segar. Diduga dengan melalui suatu proses pemurnian yang tepat komponen yang tidak diinginkan dapat dihilangkan atau dieliminasi sehing- ga diharapkan dapat mendekati sifat minyak goreng segar.
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh jumlah adsorben proses pemucatan, suhu dan waktu deodorisasi terhadap sifat-sifat minyak goreng bekas dalam rangka usaha memperbaiki sifat-sifat minyak goreng bekas sehingga diharapkan dapat mendekati sifat minyak goreng segar.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok pada percobaan faktorial. Perlakuan yang diberikan meliputi jumlah adsorben (arang aktif) yang digunakan pada proses pemucatan dengan dua taraf yaitu 4 persen dan 8 persen, waktu deodorisasi dengan dua taraf yaitu 2 jam dan 4 jam, serta suhu deodorisasi yaitu 120°C dan 180°C. Sedang jenis minyak yang dipakai dikelompokkan menjadi dua yaitu yang berasal dari pedagang makanan goreng di pasar dan yang berasal dari industri makanan goreng di Bogor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah adsorben berpengaruh sangat nyata terhadap kejernihan minyak (persen transmisi). Waktu deodorisasi berpengaruh sangat nyata terhadap bilangan peroksida, sedang suhu deodorisasi berpengaruh sangat nyata terhadap kadar asam lemak bebas.
Rendemen minyak hasil pemurnian tertinggi pada penelitian ini adalah 78.74 persen dan terendah 73.35 persen. Beberapa kombinasi perlakuan yang diberikan dapat menghasilkan minyak yang memenuhi syarat Standar Industri Indone- sia untuk minyak goreng.
Beberapa perlakuan yang dapat diklasifikasikan terbaik adalah: jumlah adsorben 8 persen, lama deodorisasi 2 jam pada suhu 180°C; jumlah adsorben 4 persen, lama de- odorisasi 2 jam pada suhu 180°C; jumlah adsorben 8 persen, lama deodorisasi 4 jam pada suhu 180°C; serta jumlah adsor- ben 8 persen, lama deodorisasi 2 jam pada suhu 120°C…