Pengaruh berbagai wadah terhadap susut bobot dan susut mutu gabah varietas Cisadane selama penyimpanan
View/ Open
Date
1985Author
Sutomo, Djati
Wirakartakusumah, M. Aman
Hermanianto, Joko
Metadata
Show full item recordAbstract
Kenaikan produksi beras yang tinggi menyebabkan penyimpanan merupakan masalah terpenting dalam bidang perberasan untuk masa-masa mendatang. Di Indonesia penyimpanan gabah dan beras dilakukan oleh BULOG, swasta, koperasi dan petani. Penyimpanan oleh petani diperkirakan mencapai 40 persen dari total gabah dan beras yang disimpan, tetapi secara teknis umumnya kurang memenuhi syarat sehingga menimbulkan masalah susut bobot dan kerusakan mutu selama penyimpanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh berbagai wadah terhadap susut bobot dan susut mutu gabah va- rietas Cisadane selama penyimpanan. Wadah dan lama penyim- panan diusahakan menyerupai penyimpanan petani. Wadah yang diteliti pengaruhnya adalah kotak kayu (KK), karung goni (KG) , karung plastik (KP) dan curah (C), sedangkan lama penyim- panan adalah 22 minggu (5.5 bulan). Beberapa kondisi yang juga diusahakan menyerupai kondisi penyimpanan petani adalah: (1) kondisi awal penyimpanan, yaitu kadar air awal gabah yang tinggi (15.115.6% basis basah) dan gabah tidak dibersih- kan, (2) bobot gabah yang disimpan, yaitu sebesar 50 kg dan (3) penyimpanan dilakukan tanpa perawatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan gabahselama 22 minggu menyebabkan: (1) bobot total gabah dan beras (basis kering) serta densitas kamba (basis kering) mengalami penurunan, (2) rendemen beras giling dan kepala turun sedangkan rendemen beras pecah naik, (3) persentase butir kuning dan rusak naik, (4) persentase butir mengapur dan hijau tidak banyak berubah pada KG, KP dan C tetapi sedikit turun pada KK, (5) derajat putih pada selang minggu ke-0 sampai minggu ke-17 mengalami kenaikan (pengaruh kadar air) tetapi kemudian menurun pada waktu penyimpanan berikutnya (pengaruh kenaikan persentase butir kuning dan rusak), (6) aroma dan penampakan gabah maupun beras dinilai lebih buruk daripada contoh gabah baru, (7) kadar amilosa (basis kering) dan suhu gelatinisasi pada akhir dan awal penyimpanan tidak banyak berbeda, (8) viskositas pasta mengalami kenaikan dan (9) kadar air tidak banyak berubah pada selang waktu penyimpanan minggu ke-0 sampai minggu ke-9 pada KG, KP dan C tetapi naik pada KK. Sedangkan pada selang minggu ke-ll sampai minggu ke-22 kadar air mengalami penurunan menuju kesetimbangan…dst