Pemurnian Minyak Nilam dan Siklodekstrin Menggunakan Membran Ultrafiltrasi
Abstract
Minyak nilam dan siklodekstrin merupakan produk agroindustri yang sangat prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Minyak nilam merupakan salah satu komoditas utama ekspor minyak atsiri Indonesia. Indonesia memenuhi sekitar 70% kebutuhan minyak nilam dunia. Untuk meningkatkan nilai jual minyak nilam Indonesia, perlu dilakukan upaya untuk memenuhi kriteria mutu yang ditetapkan oleh pengguna minyak nilam. Sedangkan siklodekstrin digunakan secara luas pada industri farmasi, kosmetika, kimia dan pangan. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kadar patchouli alkohol minyak nilam dan pengurangan rejeksi siklodekstrin pada saat pemurnian dengan menggunakan membran ultrafiltrasi selulosa asetat dengan variasi laju alir dan tekanan.
Tahapan-tahapan penelitian meliputi pembuatan membran, penyaringan awal minyak nilam, pembuatan siklodekstrin, proses filtrasi serta analisis. Pembuatan membran dilakukan sesuai formulasi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rosnelly (2010) yaitu menggunakan perbandingan selulosa asetat dan dimetil formamida 1:6 serta perbandingan polietilen glikol (PEG) dan selulosa asetat sebesar 30%. PEG yang digunakan memiliki bobot molekul 1450 Da. Penyaringan awal minyak nilam dilakukan dengan menggunakan penyaring vakum. Penyaringan awal dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran kasar sisa penyulingan dengan tujuan untuk meminimalisasi terjadinya fouling pada saat penyaringan minyak nilam. Proses pembuatan siklodekstrin berdasarkan penelitian Erianti (2004) yaitu penggunaan substrat sebesar 10% b/v dengan enzim a-amilase sebanyak 200 unit dan enzim CGTase sebanyak 100 unit. Proses filtrasi menggunakan serangkaian peralatan penyaringan silang (cross-flow filtration). Membran berbentuk flat (datar) dimasukkan ke dalam modul berbentuk lingkaran dengan luas efektif membran 23.75 cm². Analisa yang dilakukan untuk minyak nilam adalah analisa kadar patchouli alkohol. Kadar patchouli alkohol diukur dengan menggunakan kromatografi gas (GC) sedangkan untuk siklodekstrin pengukuran kadar siklodekstrin dilakukan dengan perhitungan selisih total gula (metode fenol) dengan kadar gula pereduksi (metode DNS).
Hasil analisa menunjukkan kadar patchouli alkohol dari perlakuan yang dianalisis (perlakuan dengan fluksi tertinggi) hampir sama, yaitu pada rentang 49.7-49.8% dengan rata-rata 49.75%. Dari penelitian ini diketahui bahwa perubahan laju alir dan tekanan akan mempengaruhi nilai fluksi. Akan tetapi, nilai fluksi (baik tinggi maupun rendah) menghasilkan kadar patchouli alkohol yang hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan nilai kadar patchouli alkohol minyak nilam yang sudah maksimum sehingga tidak bisa lagi untuk ditingkatkan. Hasil analisis siklodekstrin menunjukkan bahwa pengotor siklodekstrin berupa sisa substrat (karbohidrat) dan enzim (protein) sudah tidak terdapat di dalam larutan siklodekstrin, yang ditunjukkan dengan nilai rejeksi 100% terhadap sisa substrat dan enzim pada berbagai tekanan dan laju alir. Penelitian ini juga telah berhasil mengurangi tingkat rejeksi siklodekstrin pada saat proses pemurnian. Rentang rejeksi sikłodekstrin yang diperoleh sebesar 12.0- 28.4% lebih kecil dari penelitian sebelumnya yaitu sebesar 19.2-75.9%. Fluksi tertinggi untuk minyak nilam berada pada tekanan 1.8 bar dan laju alir 6.7 L/Jam dengan nilai fluksi sebesar 22 L/m². Jam. Fluksi siklodekstrin tertinggi yang didapat pada penelitian ini adalah pada tekanan 1.8 bar dan laju alir 149.4 L/Jam yaitu sebesar 47.9 L/m². Jam…