Kelayakan tekno ekonomi pemanfaatan hasil samping pengolahan kelapa sawit untuk produksi enzim selulase dan pakan dalam skala industri
Abstract
Pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah diantaranya berupa tandan kosong dan sabut yang jumlahnya cukup besar yaitu masing-masing 24.3% dan 11% dari bobot tandan buah segar. Tahun 1995, di Indonesia diproduksi 4.950.000 ton tandan kosong dan 2.880.000 ton sabut dari hasil pengolahan 4.500.000 ton minyak sawit. (Statistik perkebunan, 1995)
Tandan kosong dan sabut kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai substrat penghasil biomassasa dengan Neurospora sithopila. Biomassasa tersebut dapat diekstrak untuk menghasilkan enzim pemecah bahan berlignoselulosa atau langsung dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Ampas dari hasil samping proses ekstraksi juga masih dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kelayakan finansial dari sudut teknologi proses produksi yang didukung oleh analisa terhadap aspek pemasaran dan manajemen operasional serta menentukan jenis dan komposisi produk yang paling ekonomis dalam industri.
Industri yang direncanakan memanfaatkan sabut yang tersedia di PKS Kertajaya yaitu sebesar 15. 989,1 ton dan tandan kosong sebesar 7. 994,5 ton (perbandingan 2:1) yang akan menghasilkan biomassasa sebesar 7.861,3 ton biomassasa kering.tahun. Dari sejumlah biomassasa tersebut dapat dihasilkan enzim sebanyak 21,985 ton enzim kering/tahun dan 5.516,2 ton ampas kering/tahun.
Harga jual untuk biomassa kering adalah sebesar Rp 698/kg, enzim selulase sebesar Rp 1. 059, 95/gr enzim kering dan ampas sebesar Rp 4/kg. Nilai investasi untuk produksi biomassa adalah Rp 1.242.261.000 sedangkan untuk industri enzim selulase dan ampas adalah Rp 1.282.261.000. ...