Mempelajari pengaruh alat pengering metode pengeringan dan konsentrasi natrium benzoat terhadap mutu bubuk cabai rawit kering (Capsicum trutescens L.)
Abstract
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai sifat mudah rusak (perishable) terutama setelah panen. Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh mikroorganisme seperti Gloeosporium sp., Xanthomonas solanacearum dan Colletotricum capsici. Kondisi ini akan menyebabkan kehilangan (loss) dari total produksi.
Pengeringan cabai rawit dilakukan sebagai alternatif teknologi pengolahan untuk menekan kehilangan pasca panen, membuka peluang baru dalam pengembangan agroindustri, mempertahankan daya simpan dan meningkatkan pendapatan produsen. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan alat pengering karena disamping lebih cepat dan higienis, juga karena pengeringan secara tradisional sudah tidak dapat diandalkan lagi kuantitas dan kualitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh alat pengering (oven dan drum dryer), metode pengeringan (digiling sebelum dikeringkan dan digiling setelah dikeringkan) dan konsentrasi natrium benzoat (0.03%, 0.06%, dan 0.09%) terhadap mutu bubuk cabai rawit kering. Bubuk cabai rawit kering dibuat melalui proses sortasi, pencucian, blansir, pengeringan, dan penggilingan. Analisa mutu yang dilakukan meliputi kadar air, aktivitas air, pH, kadar abu, vitamin C, total asam, total mikroba, dan uji organoleptik yang meliputi tingkat kepedasan, warna dan tekstur.
Faktor alat pengering yang digunakan dapat meningkatkan nilai pH, total asam dan kadar abu. Metode pengeringan yang dilakukan dapat menurunkan aktivitas air dan total mikroba, serta meningkatkan kadar abu, total asam.