Pengaruh jenis minyak (Kelapa sawit ikan tuna daan ikan lemuru) serta isolat protein kedelai dalam ransum terhadap perkembangan otak dan kemampuan belajar tikus percobaan
Abstract
Percepatan kemajuan yang dicapai suatu masyarakat sangat bergantung pada kemampuan berpikir sumberdaya manusia yang ada di dalamnya. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pada masa yang akan datang, terutama menyongsong era globalisasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang tersebut. Peningkatan kualitas sumber daya manusia erat kaitannya dengan kesempurnaan struktur dan fungsi otak.
Penelitian yang dilakukan dalam dua tahap ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis minyak (kelapa sawit, ikan tuna, dan ikan lemuru) sertä isolat protein kedelai dalam ransum terhadap perkembangan otak dan kemampuan belajar tikus percobaan dengan menggunakan kasein sebagai kontrol.
Pada penelitian pendahuluan dilakukan pemurnian minyak ikar., penentuan komposisi protein sampel untuk dijadikan sebagai dasar pembuatan ransum tikus, dan penentuan jenis ransum yang paling tidak disukai untuk dijadikan kontrol pemberian ransum secara pair fed control. Minyak ikan tuna dan lemuru yang telah dimurnikan memiliki warna yang lebih jernih dan kadar asam lemak bebasnya mengalami penurunan masing-masing dari 1.28% dan 4.56% menjadi 0.38% dan 0.53%.
Ransum dengan sumber protein isolat protein kedelai dan sumber lemak minyak ikan lemuru dijadikan dasar perhitungan untuk ransum anak tikus setelah disapih. Hasil analisa sumber protein ransum menunjukkan bahwa kasein memiliki kadar protein kasar 77.97% sedangkan isolat protein kedelai 76.41%. Hasil analisa ini dijadikan dasar untuk memformulasikan ransům tikus.
Hasil analisa komposisi asam lemak minyak ikan dan miyak sawit menunjukkan bahwa minyak ikan memiliki kandungan asam lemak w-3 lebih tinggi daripada 0-6. Minyak ikan lemuru mengandung 28.8% asam lemak w-3 dan 24.4% asam lemak -6. Minyak ikan tuna mengandung 32.0% asam lemak o-3 dan 4.1% asam lemak o-6. Sedangkan minyak sawit kaya akan asam lemak w-6 dan tidak memiliki kandungan asam lemak w-3. Minyak sawit mengandung 12.2% asam lemak -6.
Kelompok tikus yang diberi ransum dengan sumber protein kasein dan sumber lemak minyak sawit menunjukkan perkembangan berat badan yang paling pesat, sedangkan kelompok tikus dengan ransum IPK-tuna menunjukkan perkembangan berat badan yang paling rendah.