Karakterisasi isolat protein dedak padi varietas IR 64
View/ Open
Date
2004Author
Junissa I.S, Dea Christina
Syamsu, Khaswar
Purwani, Endang Yuli
Metadata
Show full item recordAbstract
Dedak padi merupakan limbah pertanian yang diperoleh dari penggilingan padi. Saat ini dedak lebih banyak digunakan untuk makanan ternak dan belum ada usaha intensif untuk memanfaatkannya. Bagian dedak dari total berat padi giling yaitu 8.8 sampai 11.5 persen (Juliano, 1972). Bila produksi padi pada tahun 2003 mencapai 52.137 juta ton (www.bps.go.id, 2004), maka dedak yang dihasilkan sekitar 5.214 juta ton.
Salah satu pemanfaatan dedak padi adalah memanfaatkan protein dedak untuk diisolasi. Protein pada dedak berkisar antara 9.8 15.4 persen (Houston, 1972). Jika dedak yang dihasilkan pada tahun 2003 mencapai 5.214 juta ton, maka protein yang dihasilkan adalah sekitar 0.682 juta ton. Protein dedak padi dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk hidrolisat protein, suplemen protein, dan masih banyak produk lainnya.
Isolasi protein dedak dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain secara kimiawi dan enzimatis. Pada penelitian ini dilakukan proses isolasi secara enzimatis. Proses isolasi secara enzimatis berarti adanya penggunaan enzim tertentu yang dapat mempercepat proses derivatisasi. Enzim yang digunakan dalam penelitian ini adalah hemiselulase. Enzim tersebut digunakan karena dapat menghidrolisis karbohidrat sebagai salah satu komponen terbesar pada dedak padi yang mengikat protein.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh defatting pada dedak padi terhadap proses ekstraksi protein, mengetahui waktu hidrolisis dan penambahan dosis hemiselulase optimal pada proses hidrolisis karbohidrat dedak serta mengetahui sifat atau karakteristik isolat protein yang dihasilkan untuk kesesuaian penggunaannya lebih lanjut.
Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah melakukan analisa proksimat untuk kedua jenis dedak, full fat dan partially defatted. Tahap kedua adalah memilih jenis dedak yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya, serta memilih waktu hidrolisis dan dosis hemiselulase optimal dalam menghidrolisis karbohidrat. Tahap terakhir adalah menganalisa dan membandingkan sifat fungsional isolat protein yang diperoleh dengan penambahan dan tanpa penambahan hemiselulase. ...