Mempelajari Mutu dan Komposisi Mineral Air Minum dalam Kemasan
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mutu dan kom posisi mineral air minum dalam kemasan dan dibandingkan de ngan standar WHO, SII dan Dep Kes RI. Juga dipelajari kua litas dari sumber air yang dipergunakan untuk membuat air mi num dalam kemasan tersebut.
Prinsip pengolahan air minum dalam kemasan terdiri dari proses penyaringan dengan pasir dan karbon penyaring, serta sterilisasi dengan menggunakan ozon (ozonisasi). Selama proses pengolahan, tidak diberikan perlakuan yang secara sengaja untuk merubah kandungan mineral sumber airnya. Ka rena itu komposisi mineral air minum dalam kemasan yang ada di pasaran tidak hanyak dipengaruhi kompoisiai sumber airnya.
Karena kompoisisi kimia dari air minum tersebut sangat tercantung dari komponist sumber aivryn, maka untuk mendapat kar mutu air minum dalam kemasan yang baik perlu dipilih sum ber air yang baik dar tidak tercemar oleh limbah-limbah yang berasal dari industri, pertaniar maupun rumah tangga. Untuk itu dipilih sumber air yang berasal dari air tanah dalam (zona artesis) dan mata air pegunungan sebagai sumber air bagi industri-industri air mim dalam kemasan.
Berdasarkan sumber air dan komposisi mineral yang ter dapat dalam air minum dalam kemasan, maka air minum merek AQUA, AdeS, OASIS dan VIT dapat digolongkan sebagai "air mineral alami" (natural mineral water). Tetapi untuk dapat disebut sebagai air mineral hanya AQUA, Ades dan OASIS yang memenuhi syarat, itupun dari jenis air mineral dengan kadar mineral rendah (light mineral water).
Dari analisa terhadap mutu fisik, kimia dan mikrobio- logi keempat merek air minum dalam kemasan yang diteliti, AQUA, AdeS, CASIS dan VIT mempunyai mutu fisik yang sangat baik. Untuk komposisi kimianya, ternyata keempat merek air minum tersebut mengandung nitrat (NO3) di atas batas maksi mum yang ditetapkan SII dan Dep Kes RI, meskipun menurut standar WHO masih dalam jumlah yang diperbolehkan. Sedang kosentrasi air raksa (Hg) air minum AQUA, OASIS dan VIT yang berasal dari Bogor juga di atas standar, sedang kosentrasi Hg pada air Ades berada pada batas maksimum yang boleh ada…dst