Pemanfaatan tepung komposit dari ubi jalar putih lpomoe batatas L kecambah kedelai Glycine max Merr dan kecambah kacang hijau virginia radiata L sebagai substituen parsial terigu dalam produk pangan alternatif biskuit kaya energi protein
Abstract
Kekurangan energi protein (KEP) merupakan salah satu dari 4 persoalan gizi utama di Indonesia selain anemia gizi besi (AGB), kekurangan vitamin A (KVA) dan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Keterkaitannya dengan kualitas sumber daya manusia tentunya dapat menjadi ancaman lost generation bagi bangsa Indonesia jika terus dibiarkan. Terlebih lagi hal ini diperparah dengan kondisi krisis multidimensional berkepanjangan yang menyebabkan pangan bergizi semakin langka ditemui. Terjadinya ketergantungan terhadap beberapa bahan pangan impor, konflik sosial dan bencana alam di beberapa daerah yang telah menimbulkan besarnya gelombang pengungsian merupakan sumber potensial terjadinya kerawanan pangan dan harus segera dicari solusinya. Menghadapi kondisi ini, tentunya diperlukan terobosan-terobosan baru dalam usaha penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan potensi lokal. Pemanfaatan biskuit dalam penanggulangan KEP maupun sebagai pangan praktis (emergency food) merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan dan mengkarakterisasi tepung komposit yang berasal dari ubi jalar putih, kecambah kedelai dan kecambah kacang hijau dalam usaha menciptakan biskuit yang kaya akan energi dan protein. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat dihasilkan produk biskuit yang tidak hanya kaya energi tetapi juga kaya akan protein serta masih dapat dinikmati oleh konsumen sebagai upaya penganekaragaman pangan, penanggulangan KEP dan persediaan emergency food dengan memanfaatkan potensi lokal.
Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yang terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk membuat dan mengkarakterisasi tepung komposit yang berasal dari ubi jalar putih, kecambah kedelai dan kecambah kacang hijau. Sedangkan penentuan formula dan pengujian biskuit dilakukan pada penelitian utama. Formulasi awal dilakukan untuk mencari subtitusi optimal tepung ubi jalar putih terhadap terigu yang masih mungkin dan dapat diterima oleh panelis melalui uji hedonik. Formula yang digunakan merupakan perbandingan antara terigu dengan tepung ubi jalar putih pada tingkat 10:90, 20:80, 30:70, 40:60, 60:40, 80:20 dan 100:0 % sebagai kontrol. Formula terpilih akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan biskuit kaya energi protein dengan menggunakan metode formulasi pearson square. ...