Mempelajari pengaruh kombinasi konsentrasi potasium hidroksida (KOH) dan lamanya ekstraksi pada pembuatan tepung karagenan dari rumput laut, Eucheuma cottoni
View/ Open
Date
2004Author
Wardhani, Nina
Sjarief S.N, Rizal
Budijanto, Slamet
Metadata
Show full item recordAbstract
Potensi kelautan Indonesia yang luas belum semua termanfaatkan secara maksimal, termasuk rumput laut. Produksi rumput laut di Indonesia tahun 1995 mencapai 29 013 ton/tahun (Munaf, 2000). Indonesia memasok paling sedikit 2000 ton/tahun Eucheuma cottonii kering dari 4000 ton permintaan dunia (Dinas Perikanan NTB, 2000). Dengan harga jual hasil panen kering hanya Rp.4 200/kg. Harga pasaran dunia untuk produksi dari Indonesia masih termasuk rendah karena pengolahan pasca panen masih belum sesuai dengan mutu internasional.
Nilai jual rumput laut akan lebih tinggi jika diekspor tidak dalam bentuk bahan mentah rumput laut kering tetapi dalam bentuk hasil olahan, contohnya karagenan. Beberapa kendala perkembangan industri karagenan di Indonesia diantaranya karena rendahnya bahan baku, kurang berkualitasnya pemutih dan belum terkuasainya proses pengolahan.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai kekuatan gel yang baik dari tepung karagenan melalui kombinasi konsentrasi KOH dan lamanya ekstraksi yaitu NIWI (KOH 1%, 2 jam), N2W1 (KOH 5%, 2 jam), N3W1 (KOH 10%, 2 jam), NIW2 (KOH 1%, 4 jam), N2W2 (KOH 5%, 4 jam) dan N3W2 (KOH 10%, 4 jam). Tepung karagenan yang dihasilkan kemudian dianalisis rendemen, kadar air, kadar abu, kekuatan gel, dan viskositasnya. Hasil yang mempunyai nilai kekuatan gel paling tinggi dengan didukung oleh hasil analisis lain sesuai standar FAO, FCC, ECC dan EU (E 407), kemudian dilanjutkan dengan analisis derajat putih, kadar sulfat dan kadar abu tidak larut asam.
Dari hasil analisis utama tepung karagenan yang dilakukan pada penelitian ini, diperoleh rata-rata rendemen 33.09-38.14%, kekuatan gel 311.80-523.98 g/cm², viskositas 11.50-32.50 cps, kadar air 10.30-12.89%, dan kadar abu 16.28-17.63%.
Nilai rendemen tertinggi diperoleh dari perlakuan N2W2 (KOH 5%, 4 jam) dan
nilai rendemen terendah dari perlakuan N2W1 (KOH 5%, 2 jam). Nilai kekuatan gel tertinggi diperoleh dari perlakuan N3W1 (KOH 10%, 2 jam) dan nilai kekuatan gel terendah dari perlakuan N1W2 (KOH 1%, 4 jam). Nilai viskositas tertinggi diperoleh dari perlakuan N1W2 (KOH 1%, 2 jam) dan nilai viskositas terendah dari perlakuan N2W1 (KOH 5%, 2 jam). Nilai kadar air tertinggi diperoleh dari perlakuan N2W1
(KOH 5%, 2 jam) dan nilai kadar air terendah dari perlakuan N3W2 (KOH 10%, 4 jam). Serta nilai kadar abu tertinggi diperoleh dari perlakuan N2W2 (KOH 5%, 4 jam) dan nilai kadar abu terendah dari perlakuan N1W1 (KOH 1%, 2 jam).
Dari hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan dapat disimpulkan bahwa perlakuan konsentrasi KOH, lamanya ekstraksi dan interaksi antara keduanya tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap rendemen, kadar air dan kadar abu, tetapi memberikan pengaruh yang nyata terhadap kekuatan gel dan viskositas. Meningkatnya konsentrasi KOH dapat meningkatkan kekuatan gel dan menurunkan