Studi pengembangan agroindustri talas (Colocasia esculenta (L.) Schoutt) di kabupaten daerah tingkat II Bogor
View/ Open
Date
2000Author
Mauw, Hendry Wijaya
Hardjomidjojo, Hartrisari H.
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia yang sebagian besar daerahnya merupakan lahan pertanian menunjukkan eberadaannya sebagai negara agraris. Letak geografis Indonesia yang berada di daerah hatulistiwa menjadikan Indonesia negara beriklim tropis. Iklim tropis dengan pancaran inar matahari sepanjang tahun membuat beraneka ragam tanaman dapat tumbuh subur li Indonesia Hal tersebut menyebabkan Indonesia berpotensial menjadi negara yang engembangkan agroindustri.
Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor merupakan daerah yang terkenal dalam nenghasilkan komoditas agroindustri seperti talas, durian dan nanas. Talas merupakan Comoditas agroindustri yang belum diusahakan secara optimal. Penelitian ini bertujuan ntuk merancang Studi Pengembangan Agroindustri Talas di Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor.
Metodologi pendekatan sistem digunakan dalam merancang studi pengembangan gorindustri talas di Kabupaten Bogor. Pendekatan sistem digunakan karena dalam. tudi pengembangan agroindustri talas faktor-faktornya saling terkait dan kompleks ehingga perlu dilihat sebagai suatu kesatuan.
Dalam merancang studi pengembangan agroindustri talas dibuat sebuah program computer yang dinamakan TUBER 2000. Program ini dimaksudkan untuk mempermudah perhitungan dalam perencanaan pengembangan agroindustri talas. Program TUBER 2000 dapat digunakan untuk perhitungan analisis kelayakan proyek atau industri secara umum.
Kondisi umum Kabupaten Bogor berupa letak geografis, tingkat curah hujan dan copografi yang sesuai merupakan faktor pendukung Studi Pengembangan Agroindustri Talas dan ditunjang dengan ketersediaan bahan baku talas menjadikan Kabupaten Bogor merupakan daerah pengembangan agroindustri talas yang baik.
Berdasarkan penilaian pakar, produk keripik talas berbentuk chips merupakan produk terpilih untuk pengembangan agroindustri talas, Kapasitas produksi dihitung berdasarkan data masa lalu dan pangsa pasar yang akan dilayani yaitu sebesar 161 280 bungkus per tahun. Harga jual produk adalah Rp. 4 400,00 per bungkus.
Hasil perhitungan analisis kelayakan menunjukkan pendirian agroindustri keripik talas layak untuk dilaksanakan Nilai NPV = Rp. 243 748 925,00, Net B/C ratio = 2,84, IRR 44 %, BEP 51 %, PBP 3,76 tahun. Analisis sensitivitas yang dilakukan menunjukkan bahwa pendirian agroindustri keripik talas masih layak dilaksanakan meskipun harga jual turun sampai 10% dan kenaikan harga bahan baku sampai dengan 10%.