Evaluasi Implementasi Budaya Kerja Institut Pertanian Bogor (IPB)
Abstract
Penelitian tentang evaluasi implementasi budaya kerja IPB ini bertujuan
untuk mempelajari kegiatan dalam implementasi budaya kerja IPB, mengevaluasi
pencapaian kegiatan implementasi budaya kerja di IPB, serta menyusun
rekomendasi untuk peningkatan efektivitas implementasi budaya kerja di IPB.
Penelitian ini dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor. Data dan informasi
yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer terdiri dari respon, pengetahuan, perilaku dan hasil kerja tenaga pendidik
dan kependidikan mengenai budaya kerja IPB. Data sekunder meliputi kajian
literatur mengenai budaya kerja. Penarikan sampel dilakukan secara Quota
Sampling dengan sampel 93 orang tenaga pendidik dan 96 orang tenaga
kependidikan. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis deskriptif rataan dan crosstab. Budaya kerja IPB meliputi 7 (tujuh) nilai
budaya yaitu keunggulan akademik, spiritualisme, kegigihan, kerja sama, empati,
tanggung jawab, dan komitmen.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jenis dan bentuk implementasi
terkait budaya kerja IPB adalah dengan diterapkannya finger print, adanya
pengajian rutin di masing-masing unit kerja, insentif atau reward, pelatihan,
evaluasi kerja pegawai, evaluasi kerja dosen, pemilihan dosen dan tenaga kerja
berprestasi. Penelitian ini juga mengukur pencapaian budaya kerja IPB meliputi
respon, pengetahuan, perilaku, dan hasil kerja baik tenaga kependidikan maupun
tenaga pendidik.
Respon tenaga pendidik dan tenaga kependidikan memiliki nilai rataan
secara berturut-turut sebesar 4,29 dan 4,23 yang menunjukan bahwa tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan sangat mendukung adanya budaya kerja IPB.
Indikator pengetahuan yang diteliti pada penelitian ini adalah pengetahuan
mengenai program budaya kerja IPB, pengetahuan mengenai bentuk sosialisasi
dan pengetahuan mengenai implementasi budaya kerja. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pengetahuan tenaga kependidikan mengenai adanya budaya
kerja IPB lebih besar dari pada tenaga pendidik. Hal ini dikarenakan tenaga
kependidikan mendapatkan sosialisasi rutin dari pimpinan unit kerja ketika
budaya kerja IPB disosialisasikan. Sebanyak 92 persen tenaga kependidikan tahu
mengenai budaya kerja tersebut, sedang tenaga pendidik yang tahu tentang adanya
budaya kerja IPB sebesar 68 persen. Hal ini menunjukan bahwa budaya kerja IPB belum tersosialisasikan dengan baik dikalangan tenaga pendidik. Perlu adanya
sosialisasi secara rutin melalui rabuan rutin dosen.
Sosialisasi budaya kerja IPB dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui
media cetak, website, rabuan bersama, rabuan rutin dosen, pelatihan, agenda kerja
tahunan, workshop, rapat kerja, acara internal. Sebagian besar tenaga
kependidikan mengetahui tentang adanya budaya kerja tersebut melalui media
cetak sebesar 41 persen, sedangkan tenaga pendidik mendapat sosialisasi
mengenai budaya kerja melalui media cetak 34 persen. Sosialisasi dari budaya
kerja tersebut hanya berlangsung pada tahun 2008, sedangkan bentuk sosialisasi
yang dilakukan hingga sekarang hanya poster dan buku agenda kerja tahunan.
Bentuk sosialisasi yang dirasakan paling efektif oleh civitas akademika adalah
melalui rabuan rutin dosen dan rapat kerja dimana peran pimpinan sangatlah
penting. Pengetahuan implementasi baik tenaga kependidikan maupun tenaga
pendidik mengetahui bahwa adanya penerapan budaya kerja IPB melalui
pembentukan evaluasi dosen yang secara berturut-turut sebesar 30 persen dan 29
persen.
Perilaku yang diamati disini adalah perilaku kerja tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan yang berkaitan dengan tujuh budaya kerja IPB. Budaya
Komitmen pada tenaga kependidikan dan tenaga pendidik memiliki nilai rataan
tertinggi 4,16 dan 4,18 yang artinya budaya ini sudah diterapkan di IPB. Budaya
keunggulan akademik memiliki nilai rataan terkecil pada tenaga kependidikan
yaitu 3,41 sedangkan untuk tenaga pendidik budaya kerja sama merupakan
budaya dengan nilai rataan terkecil yaitu 3,66.
Hasil kerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan terkait adanya budaya
kerja IPB terjadi perubahan kearah positif atau terjadi peningkatan kinerja baik.
Peningkatan kinerja pada tenaga pendidik adalah sebesar 0,88 sedangkan untuk
tenaga pendidik adalah sebesar 0,72 yang artinya hasil kerja tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan mengalami peningkatan karena adanya budaya kerja IPB.
Hasil tabulasi silang antar lama kerja dan tingkat pendidikan dengan
perilaku civitas akademika menunjukan bahwa untuk tenaga kependidikan,
budaya gigih dan empati memiliki nilai signifikansi dibawah taraf nyata (0,05)
yaitu sebesar 0,04 dan 0,03 yang artinya ada hubungan yang signifikan dengan
masa kerja. Tingkat pendidikan pada tenaga kependidikan tidak ada hubungan
yang signifikan dengan ketujuh perilaku budaya kerja IPB. Tabulasi silang pada
tenaga pendidik menunjukan bahwa ketujuh perilaku budaya kerja IPB tidak
memiliki hubungan yang signifikan baik dengan masa kerja maupun tingkat
pendidikan.
Collections
- UT - Management [3360]