Strategi pemasaran produk industri kecil mi sagu : studi kasus di Pondok Pesantren Al Quran Wal Hadis
View/ Open
Date
2010Author
Ferryandi, Victori
Jamaran, Irawadi
Budiyanto, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Sagu merupakan komoditas potensial sebagai bahan pangan dan bahan baku industri, namun dalam segi pemanfaatannya belum dilakukan secara maksimal. Saat ini salah satu pemanfaatan bahan pangan sagu yang memiliki nilai ekonomis adalah produk mi sagu. Mi sagu berkembang terbatas di daerah Jawa Barat khususnya di Bogor, Cianjur dan Sukabumi serta di daerah Riau dan sekitarnya. Salah satu industri yang memproduksi mi sagu adalah industri kecil mi sagu Pondok Pesantren Al Quran Wal Hadis. Dalam usia yang masih muda, industri kecil mi sagu ini dituntut untuk dapat bersaing dengan industri mi sagu lainnya. Persaingan antar produsen mi sagu sangat ketat mengakibatkan lingkup pasar yang semakin ketat juga. Dalam situasi tingkat persaingan yang tinggi, industri kecil mi sagu Pondok Pesantren Al Quran Wal Hadis memerlukan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat bersaing dan mewujudkan tujuan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal industri kecil mi sagu Pondok Pesantren Al Quran Wal Hadis, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi industri kecil mi sagu Pondok Pesantren Al Quran Wal Hadis, dan merumuskan rekomendasi strategi pemasaran yang sesuai bagi industri kecil mi sagu Pondok Pesantren Al Quran Wal Hadis dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Metode pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsep manajemen strategis. Data dan informasi akan diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bersifat deskriftif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. Sementara analisis kuantitatif melalui matriks IE (Internal-External), matriks SPACE (Strategic Positon and Action Evaluation) dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat).
Analisis internal perusahaan menghasilkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan antara lain memanfaatkan para santri pondok pesantren sebagai tenaga kerja, proses produksi yang sederhana, peralatan dan mesin yang digunakan jumlahnya tidak banyak dan sederhana, menggunakan bahan baku yang berkualitas baik, adanya pembinaan dan bantuan dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, kualitas produk yang terjamin, sehat dan higienis, dan telah memiliki media promosi jalur internet. Sedangkan yang menjadi faktor kelemahan adalah lokasi perusahaan yang kurang strategis, masih menggunakan teknologi manual, produksi tergantung pada jumlah permintaan, proses produksi tidak konsisten dan tidak efisien, umur simpan produk pendek, harga produk yang lebih mahal, distribusi produk yang belum merata, belum memiliki langganan pedagang eceran yang tetap dan pasar yang jelas, dan promosi yang kurang efektif.