Analisis dan Mitigasi Risiko Rantai Pasok Dingin ( Cold Chain MARIMIN. ) Produk Halal Ayam Broiler di PT Berdikari.
Abstract
Industri ayam broiler memiliki potensi besar dan berkembang pesat di
Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan protein nasional. Namun demikian, baik
pemasok, industri pemasok maupun distributor masih menghadapi berbagai
permasalahan terkait risiko sepanjang rantai pasok yang berdampak terhadap
kerugian dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini dilakukan
secara terintegrasi untuk menganalisis kondisi situasional rantai pasok,
mengidentifikasi risiko dan menentukan mitigasi untuk penanganannya. Analisis
situasional dilakukan dengan pendekatan Food Supply Chain Network (FSCN)
yang dikembangkan oleh Van der Vorst. Dari analisis diketahui struktur jaringan,
proses bisnis, sumberdaya, dan manajemen pada rantai pasok ayam broiler.
Analisis risiko dilakukan dengan metode HOR (House of Risk) dilakukan pada
tiga titik yaitu farm, RPHU, dan retail. Pada masing-masing titik teridentifikasi 16,
19, 15 risk event dan 12, 13, 11 risk agent. Delapan risk agent pada farm dan
tujuh pada RPHU dan retail ditetapkan sebagai prioritas untuk diberikan aksi
mitigasi. Terdapat 8 aksi mitigasi pada farm dan retail, serta tujuh pada tingkat
RPHU yang bisa diterapkan dengan tiga aksi prioritas pada masing-masing tingkat.
Menurut pakar, aksi yang harus diutamakan adalah melakukan pelatihan tenaga
kerja secara berkala, melakukan maintenance secara berkala, serta meningkatkan
kerja sama dan koordinasi antar stakeholder rantai pasok. The broiler industry has great potential and is growing rapidly in Indonesia
in meeting the national protein needs. However, both suppliers, suppliers and
distributors still face various related problems along the supply chain that have an
impact on losses in economic, social and environmental aspects. This research
was conducted in an integrated manner to analyze supply chain situational
conditions, identify risks and determine mitigation for their handling. The
situation analysis was carried out using the Food Supply Chain Network (FSCN)
approach developed by Van der Vorst. From the analysis, it is known that the
network structure, business processes, resources, and management of the broiler
supply chain. Risk analysis is carried out using the HOR (House of Risk) method
at three points, namely farm, RPHU, and retail. At each of the risk points 16, 19,
15 and 12, 13, 11 risk agents. Eight risk agents on farms and seven on RPHU and
retail are set as priorities for mitigation actions. There are 8 mitigation actions at
farm and retail, and seven at the RPHU level that can be implemented with three
priority actions at each level. According to the expert, the actions that must be
taken are conducting regular workforce training, carrying out periodic
maintenance, and increasing cooperation and coordination among supply chain
stakeholders.