Profil Asam Lemak Dan Trigliserida Biji-Bijian
Abstract
Biji merupakan bagian yang berkembang dari ovule (bakal biji) dan mempunyai peran sebagai komponen regenerasi pada tanaman. Biji yang merupakan salah satu sumber pangan untuk manusia, juga dapat memberikan kegunaan-kegunaan lainnya, seperti obat-obatan, komponen dalam minuman, dan sebagai sumber minyak untuk industri. Pada tumbuhan tingkat tinggi, asam lemak terakumulasi dalam bentuk trigliserida pada biji yang berperan sebagai cadangan makanan. Setiap biji memiliki karakteristik lipida yang berbeda. Hal ini tergantung dari komposisi asam lemak penyusunnya dan bagaimana asam lemak itu tersusun dalam struktur trigliserida pada biji. Perbedaan karakteristik tersebut mengakibatkan adanya perbedaan pemanfaatan dari setiap lemak dan minyak yang terkstrak dari biji. Lemak dan minyak yang diekstrak ini dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan dalam industri pangan maupun non pangan. Penelitian ini bertujuan mendeteksi komponen asam lemak dan komponen trigliserida pada beberapa biji-bijian tanaman di Indonesia. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sebelas suku dengan total seluruh sampel adalah dua puluh biji, yaitu suku (family) : Lauraceae (alpukat), Sapindaceae (rambutan), Annonaceae (sirsak), Rubiaceae (mengkudu), Caricaceae (pepaya), Sterculiaceae (kepoh), Dipterocarpaceae (tengkawang tungkul), Moraceae (nangka dan cempedak), Euphorbiaceae (jarak kaliki, karet, kemiri, dan kemiri cina), Fabaceae (kacang tanah dan saga pohon), dan Anacardiaceae (kuweni, mangga gedong, mangga indramayu, mangga simanalagi, dan mangga arum manis). Ekstraksi fraksi lipida dari biji-bijian ini menggunakan campuran methanol dan kloroform. Standar yang digunakan dalam analisis asam lemak adalah standar campuran C8-C22 dari fatty acid methyl esters (FAME) dan standar yang digunakan dalam analisis trigliserida adalah campuran dari standar tunggal (OOO, OOS, PPP, SSS, OOP), cocoa butter (POP, POS, SOS, SOA), fully hydrogenated soybean oil (PPS, PSS), palm kernel oil,dan refining bleaching deodorized palm oil (CaLaLa, CaLaM, LaLaLa, LaLaM, LaLaO, LaLaP/LaMM, MLL, MML/LaOM, MMM/LaPM, LMO/LaOO, MPL/LaOP/MMO, LaPP/MMP, PLO, PPL). Analisis yang dilakukan adalah analisis kadar air, analisis kadar lemak, analisis asam lemak dengan menggunakan GC column DB-23, dan analisis trigliserida dengan menggunakan HPLC column C-18 phase, ZORBAX Eclipse XDB dan Microsorb–MV yang dipasang seri. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data kadar air biji-bijian berkisar antara 8.34% hingga 87.35%, kadar lemak biji-bijian berkisar antara 0.42% hingga 63.97% berdasarkan berat keringnya. Hasil analisis asam lemak pada bijibijian menunjukkan bahwa asam lemak tidak jenuh (asam oleat dan asam linoleat) merupakan asam lemak dominan yang menyusun fraksi lipida biji. Total asam lemak (g per 100 gram minyak) yang tertinggi terdapat pada biji kuweni (94.74g/100g) dan terkecil pada biji alpukat (19.99g/100g). Komposisi trigliserida yang terdapat pada biji-bijian sangatlah bervariasi jenisnya, tergantung dari asam lemak penyusunnya sehingga analisis asam lemak sangat penting untuk dilakukan. Ekstrak minyak biji-bijian umumnya memiliki struktur UUU, SUU, dan SUS, dimana U dan S adalah unsaturated (tidak jenuh) dan saturated (jenuh). Hasil ini menunjukkan bahwa pada biji-bijian, asam lemak tidak jenuh umumnya teresterifikasi pada posisi sn-2. Analisis kadar lemak pada sebelas suku biji-bijian menunjukkan bahwa tidak semua biji yang digunakan dalam penelitian ini berpotensi sebagai sumber penghasil lemak/minyak. Biji yang tidak berpotensi adalah biji cempedak dengan kadar lemak 0.42% bk atau 0.10% bb, biji nangka dengan kadar lemak 1.22% bk atau 0.41% bb, dan biji alpukat 1.77% bk atau 1.09% bb. Ekstrak minyak biji jarak kaliki dengan kandungan asam ricinoleat (berdasarkan literatur) yang tinggi biasanya diproses untuk diaplikasikan pada industri oleokimia, yaitu sebagai minyak pelumas. Minyak biji kepoh dengan tingginya kandungan asam lemak siklik membuat minyak ini tidak bisa digunakan dalam industri pangan karena dampak negatif yang bisa ditimbulkan (menghambat desaturasi asam lemak jenuh, menghambat reproduksi selular, dan mengubah permeabilitas membrane). Minyak kemiri, kemiri cina, dan karet memiliki kandungan asam linoleat cukup tinggi (27.78%-39.15%), profil trigliserida dengan komposisi UUU dan SUU yang dominan, serta dikategorikan sebagai minyak mengering. Ketiga minyak ini biasanya digunakan untuk industri cat dan varnish. Ekstrak lipida dari biji tengkawang tungkul, mangga, dan kuweni memperlihatkan adanya kesamaan profil asam lemak dan trigliseridanya dengan lemak coklat, sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai penganti lemak coklat. Minyak kacang tanah, saga pohon, pepaya, dan mengkudu memperlihatkan adanya potensi untuk digunakan dalam industri pangan dengan asam lemak oleat dan asam linoleat sebagai komponen dominan, sedangkan minyak sirsak dan lemak rambutan bersifat tidak edible karena adanya komponen alkaloid.