Peranan Proses Fermentasi Sari Kedelai Dalam Menurunkan Risiko Hipertensi: Telaah Secara Sistematik
Abstract
Hipertensi merupakan kondisi meningkatnya tekanan darah sehingga dapat menjadi pemicu bagi timbulnya penyakit kardiovaskular seperti stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung. Peptida bioaktif dapat dihasilkan melalui hidrolisis enzimatik dan proses fermentasi menggunakan bakteri asam laktat (BAL) pada proses pengolahan produk sari kedelai fermentasi. Telaah sistematik dalam penelitian ini dilakukan guna megindentifikasi, menganalisis, dan merangkum faktor-faktor yang memengaruhi proses fermentasi sari kedelai dalam menurunkan risiko hipertensi. Data dan informasi yang ditelaah berupa 8 (delapan) artikel hasil seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan ekskulsi yang berasal dari jurnal internasional yang terakraditasi. Tingkat penghambatan hipertensi ditunjukkan dengan persentase nilai penghambatan ACE dan nilai IC50 yang merupakan konsentrasi peptida yang dibutuhkan untuk mengurangi 50% dari aktivitas ACE. Jenis BAL strain tunggal yang digunakan pada fermentasi sari kedelai dan persentase tingkat penghambatan ACE adalah sebagai berikut: Lactobacillus acidophilus (90%), Lactobacillus helvaticus & Lactobacillus rhamnosus (81%), Streptococcus thermophilus & Lactobacillus bulgaricus (80%), Lactobacillus bulgaricus (79%), Lactobacillus plantarum (68%), Lactobacillus rhamnosus (56-65%) dan Lactobacillus helvaticus (42-61%). Lactobacillus casei (IC50=1,13-0,89). Perbedaan nilai penghambatan ACE oleh sari kedelai yang difermentasi menggunakan BAL, diduga disebabkan oleh perbedaan jenis peptida yang dihasilkan selama proses fermentasi dan penggunaan enzim protease akan menghidrolisis protein lebih lanjut, sehingga dapat meningkatkan nilai penghambatan ACE.