Kajian Risiko Paparan Nitrit dalam Produk Daging Sapi Olahan pada Populasi Mahasiswa IPB menggunakan Pendekatan Probabilistik
Abstract
Nitrit merupakan senyawa anorganik yang biasanya ditambahkan dalam
bentuk sodium nitrit (NaNO2) yang berfungsi sebagai bahan pengawet, anti
mikroba, dan memperbaiki warna serta cita rasa khas produk utamanya produk
daging. Paparan nitrit secara oral dengan dosis tertentu dapat menimbulkan dampak
akut dan dampak kronis. International Agency for Research on Cancer (IARC)
telah menggolongkan nitrit sebagai grup 2A (probable carcinogens) akibat
kemampuan nitrit dalam menghasilkan senyawa N-Nitroso secara endogen yang
bersifat karsinogenik dalam tubuh manusia. Produk daging sapi olahan merupakan
produk yang kerap mengandung nitrit dalam berbagai konsentrasi. Konsumsi dan
produksi daging sapi di Indonesia cukup tinggi, sehingga produk olahannya sangat
banyak dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Namun, beberapa
analisis melaporkan adanya konsentrasi nitrit yang melebihi batas yang sudah
ditentukan, sehingga konsumsinya dalam jangka pendek maupun panjang dapat
berpotensi menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan. Kajian risiko perlu
dilakukan untuk menentukan seberapa besar tingkat paparan nitrit terhadap suatu
populasi. Identifikasi bahaya dan karakterisasi bahaya akan dilakukan
menggunakan data sekunder dan pencarian literatur ilmiah. Kajian paparan
dilakukan melalui survei 24-hours food recall menggunakan google form pada 405
mahasiswa S1 IPB. Kemudian dilakukan analisis data dengan cara probabilistik
menggunakan simulasi Monte Carlo dengan 10000 iterasi pada software @RISK
8.0 untuk mendapatkan nilai EDI. Karakterisasi risiko dilakukan dengan
membandingkan antara nilai paparan (EDI) dengan nilai batas konsumsi per
harinya (ADI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk bakso rebus, kornet
goreng, dan sosis goreng masih tergolong aman karena memiliki nilai EDI yang
sangat kecil jika dibandingkan nilai ADI. Nilai persentase risiko sebesar 5% dari
populasi berisiko tinggi hanya memiliki nilai berkisar 0,33 – 27,16%, hanya pada
konsumsi maksimum sosis goreng yang memiliki nilai persentase risiko lebih dari
100%. Hasil sensitivity analysis menunjukkan bahwa variabel yang paling
berpengaruh dalam menentukan nilai EDI adalah jumlah konsumsi mahasiswa IPB,
sehingga mahasiswa IPB sudah menerapkan strategi yang efektif dalam
meminimalkan risiko dari paparan nitrit.