Analisis peluang penerapan produksi bersih pada industri pengolahan kelapa parut kering (Studi kasus: UKM Laurike, Cibinong, Bogor)
Abstract
Penerapan produksi bersih pada industri kelapa parut kering (Desiccated
coconut) dilakukan untuk mencegah atau minimisasi limbah dengan meningkatkan
produktivitas, efisiensi dan efektivias produksi. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi aliran bahan baku, energi dan air, menganalisis kelayakan teknis,
lingkungan, dan finansial dengan perhitungan B/C ratio dan payback periode (PP),
serta menentukan prioritas penerapan produksi bersih. Tahapan penelitian terdiri
dari analisis quick scan, identifikasi aliran material, energi dan limbah, penentuan
alternatif, analisis kelayakan serta pemilihan prioritas produksi bersih. Penelitian
dilakukan dengan pengamatan proses produksi kelapa parut di pasar hingga
menjadi kelapa parut kering di UKM. Proses produksi terdiri dari pengupasan
tempurung, pengupasan kulit ari, pencucian, pemarutan, sterilisasi (blanching),
pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Masing-masing proses terdapat
limbah yang terbentuk dan masalah inefisiensi. Alternatif produksi bersih yang
dapat direkomendasikan diantaranya (1) penerapan good house-keeping pada tiap
proses produksi, (2) pelatihan SOP produksi, (3) pemanfaatan kembali air proses
sterilisasi (PP 0.04 tahun B/C 24.15), (4) pembuatan nata de coco dari air kelapa
(PP 0,77 tahun dan B/C 1,45), (5) penggantian alat pengukus dengan ukuran lebih
besar (PP 0,34 tahun dan B/C 1,25) dan (6) pemasangan paddle pada water jacket
(PP 0,05 tahun dan B/C 1,0). The application of cleaner production in the dry shredded coconut
(Desiccated coconut) industry can be done to prevent the formation of waste or
minimize waste using productivity, efficiency, and production effectiveness. The
purpose of this research was to identify the flow of raw materials, energy, and water,
environmental and financial analysis with calculation of benefit-cost ratio (B/C
ratio) and payback period (PP), and the selection of cleaner production priorities.
The research was carried out by observing the production process of shredded
coconut to become desicated coconut at a small enterprise. The process consists of
coconut shell pelling, washing, grating, sterilizing (blanching), drying, packaging,
and storage. Each process produced solid or liquid waste to be inefficiency
problems. The cleaner production alternatives that can be implemented are (1)
good house-keeping, (2) SOP training, (3) the reuse water from sterilization
process (PP 0.04 years B/C 24.15), (4) making nata de coco from coconut water PP 0.77 years and B/C 1.45), (5) replacement of steamer with a larger size (PP
0.34 years and B/C 1.25) and (6) paddle installation on the water jacket (PP 0.05
years and B/C 1.0).