Pengaruh Perbedaan Kemasan pada Umur Simpan Sawi Putih (Brassica pekinensis) Terolah Minimal.
Abstract
Sawi putih yang banyak dijual di pasaran masih menggunakan metode
pengemasan lama sehingga kualitas dan umur simpan sawi putih yang cenderung
menurun. Penyebabnya yaitu karena adanya aktivitas mikroba. Selain itu,
penggunaan sawi putih yang tidak praktis karena dijual dalam bentuk utuh yang
tidak siap saji. Proses desinfestasi dan penggunaan kemasan dapat menghambat
dan meningkatkan umur simpan dari sawi putih, selain itu sawi putih juga diolah
dengan metode pengolahan minimal yang membuat sawi siap olah tanpa harus
melakukan perlakuan pendahuluan seperti memotong dan mencuci. Bahan
desinfestasi yang digunakan adalah air dan hidrogen peroksida, sedangkan
kemasan yang dipakai adalah plastik PP, LDPE, dan styrofoam. Penelitian ini
dilakukan untuk menentukan umur simpan, mengetahui pengaruh desinfestasi,
dan mengetahui pengaruh jenis kemasan. Parameter yang dianalisis adalah tingkat
kerusakan, susut bobot, warna, kekerasan, dan analisis hedonik. Penggunaan
kemasan styrofom dan PP memiliki nilai paramater yang baik di beberapa hari
pengamatan. Umur simpan sawi putih terolah minimal dari dua atau tiga hari
untuk sawi putih yang tidak diberikan perlakuan menjadi 7 hari untuk sawi putih
yang disimpan pada suhu 10-15oC dengan diberi perlakuan perbedaan kemasan
dan pencucian pada sawi putih.