Pembuatan Ektrak Jahe Bubuk Menggunakan Teknologi Pengeringan Busa (Foam Mat Drying).
Abstract
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman biofarmaka dengan penggunaan sangat luas. Kendala utama produk hasil pertanian adalah umur simpan yang relatif singkat. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan umur simpan adalah pengeringan. Pengeringan busa merupakan metode sederhana dan murah yang daapt digunakan untuk mengeringkan jahe menjadi bubuk dengan kualitas baik. Penelitian ini bertujuan mendapatkan formula terbaik pada proses pembuatan jahe bubuk dengan konsentrasi bahan pengisi dan jenis bahan pembusa berbeda serta menganalisis karakteristik bubuk jahe yang dihasilkan. Penelitian diawali dengan proses ekstraksi jahe dengan metode pengepresan, ekstrak jahe yang dihasilkan lalu dipekatkan dengan cara dipanaskan pada suhu 60 – 85 0C selama 2 jam yang ditandai dengan penyusutan volume hingga setengahnya dan perubahan warna lebih pekat. Kemudian dilanjutkan dengan proses pembusaaan ekstrak jahe selama 20 menit dengan penambahan tween 80 sebagai bahan pembusa, dekstrin (0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%) sebagai bahan pengisi, dan 0.5% carboxy methyl cellulose (CMC) sebagai bahan penstabil. Penentuan formula terbaik berdasarkan nilai densitas dan stabilitas busa yang dihasilkan. Penggunaan dekstrin 10% memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai densitas busa dan memiliki busa relatif stabil, sehingga memberikan hasil maksimal pada proses pengeringan. Bubuk jahe hasil pengeringan kemudian dianalisis fisik dan kimia. Analisis fisik bubuk jahe memberikan nilai rendemen sebesar 12.54±0.37%, densitas kamba dan densitas ketuk 0.58±0.01 g/cm3 dan 0.68±0.01g/cm3, daya alir yang cukup baik, nilai kelarutan 84±1.33%, serta memiliki warna lebih cerah dibandingkan ekstrak jahe. Analisis sifat kimia bubuk jahe diperoleh nilai kadar air (%bb) adalah 10.01±0.64%, nilai aw 0.58±0.02, dan memiliki suhu 27.67±0.64 0C.