Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/99687
Title: Konsep Ecodesign Lanskap Jalan Arteri Kota Palangka Raya Berbasis Kearifan Lokal Budaya Suku Dayak Ngaju.
Authors: Gunawan, Andi
Mugnisjah, Wahju Qamara
Librawan, Roma
Issue Date: 2019
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Lanskap jalan merupakan bagian terpenting dari ruang terbuka hijau (RTH) dalam upaya memenuhi fungsi ekologis, sosial, dan estetika kota. Urbanisasi yang begitu cepat perlu diimbangi dengan ketersediaan lanskap jalan yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman, baik bagi pengguna jalan maupun masyarakat sekitarnya. Selain itu, lanskap jalan juga berpotensi sebagai habitat dan koridor ekologis bagi satwa sehingga tercipta ekosistem yang seimbang dan keberlanjutan. Suku Dayak Ngaju adalah suku yang sangat menghargai alam dan lingkungan sehingga memiliki kearifan lokal yang berpotensi menjadi inspirasi konsep untuk diterapkan pada lanskap jalan dan memenuhi prinsip-prinsip ecological design. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi kearifan lokal budaya suku Dayak Ngaju terkait ecodesign lanskap jalan, mengidentifikasi dan menganalisis elemen-elemen pembentuk lanskap jalan RTA Milono, Kota Palangka Raya, dan menyusun rekomendasi konsep ecodesign lanskap jalan berbasis kearifan lokal budaya suku Dayak Ngaju. Metode penelitian menggunakan metode deskritif dengan analysis content untuk mengidentifikasi potensi kearifan lokal budaya suku Dayak Ngaju, serta mengidentifikasi dan menganalisis elemen-elemen pembentuk lanskap jalan RTA Milono, Kota Palangka Raya. Untuk penyusunan rekomendasi konsep ecodesign lanskap jalan digunakan pendekatan proses desain. Pengumpulan data terdiri dari beberapa tahap, yaitu studi pustaka, wawancara narasumber, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal budaya suku Dayak Ngaju memiliki beragam potensi yang dapat dijadikan sebagai inspirasi konsep yang dapat diterapkan pada lanskap jalan dan memenuhi prinsip-prinsip ecological design. Kearifan lokal tersebut berbentuk nyata (tangible) dan berbentuk tidak nyata (intangible). Kearifan lokal yang berbentuk tangible, meliputi bentukan arsitektural dan nilai sejarah huma betang; jenis tanaman lanskap huma betang; sistem tata air tabat, beje, dan handil; pola tanam pamatang; konsepsi konservasi suku Dayak Ngaju (tajahan, kaleka, sepan, pukung pahewan); balanga (guci); kalang; telawang; dan lawang sakepeng. Kearifan lokal yang berbentuk intangible meliputi nilai filosofi batang garing, nilai filosofi dan sejarah huma betang, filosofi sungai, dan filosofi orientasi. Secara umum kondisi elemen-elemen pembentuk lanskap masih belum maksimal memenuhi fungsinya untuk meningkatkan kualitas dan karakter lanskap sehingga potensi yang ada pada tapak akan dikembangkan dan kendala yang ada dicari alternatif solusi penyelesaiannya termasuk meningkatkan sosialisasi dan penegakan dari aspek legal. Landform yang datar dan vegetasi yang tidak sesuai dengan kaidah tata hijau dianggap sebagai kendala. Konsep yang dikembangkan adalah eco-cultural streetscape restoration. Konsep pengembangan terdiri dari konsep tata ruang, dibagi dalan dua kawasan, yaitu kawasan bundaran Panatau Tatu Hiang sebagai welcome area dan kawasan lanskap Jalan RTA Milono sebagai main road yang terinspirasi dari filosofis sungai. Konsep tata air (drainase) terinspirasi dari prinsip pola pertanian handil, beje, dan tabat ditambah dengan saluran tertutup berupa gorong-gorong, bioswale, dan biofilter air buangan dari bangunan sekitarnya. Stormwater management penting untuk mengendalikan kondisi runoff dan infiltrasi pada saat musim hujan, yaitu berupa konstruksi green street terutama pada area pedestrian, drainase resapan pada saluran tepi, serta bioswale dan rain garden pada bagian median jalan. Selain itu, konsep tata air diharapkan dapat berfungsi sebagai koridor ekologis bagi jenis ikan lokal dan satwa air lainnya. Konsep tata hijau (vegetasi) lebih ditekankan kepada memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan, menambah nilai estetika tapak, serta memfungsikannya sebagai koridor ekologis bagi burung. Konsep fasilitas dan utilitas berupa kawasan Bundaran Panatau Tatu Hiang, pedestrian dan perabot jalur pedestrian (halte, kursi taman, bak sampah, komposter, ramp, dan zebra cross), JPO (jembatan penyeberangan orang), dan utilitas (utilitas lampu dan utilitas air terjun).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/99687
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019rli.pdf
  Restricted Access
9.91 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.