Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97638
Title: Evaluasi Mutu Biologis Protein Tepung Biji Kelor (Moringa oleifera) Terfermentasi
Authors: Prangdimurti, Endang
Palupi, Nurheni Sri
Sakinah, Ni'mawati
Issue Date: 2019
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Biji kelor (Moringa oleifera)mengandung komponen gizi terutama protein yang cukup tinggi, yakni menurut data pengujian Olagbemide dan Philip (2014) adalah sebesar 35.97 %. Penelitian terkait manfaat biji kelor sebagai bahan pangan sumber nutrisi di Indonesia masih belum ditemui. Kurangnya informasi mengenai kandungan gizi biji kelor dan nilai daya cernanya menjadi salah satu faktor yang membatasi pengembangannya dalam pemanfaatan di bidang pangan. Penelitian menyebutkan bahwa kandungan protein yang tinggi dari biji kelor dapat berpotensi sebagai salah satu pangan alternatif sumber protein dalam mengatasi masalah malnutrisi terkait defisiensi protein. Pemilihan bahan pangan sebagai sumber protein tidak hanya berdasar pada tingginya protein namun juga mempertimbangkan mutu biologis protein yang ditentukan dari daya cerna dan komposisi asam amino esensial. Adanya kandungan senyawa antigizi seperti tanin dan antitripsin diduga berdampak pada daya cerna dan mutu biologis protein.Oleh sebab itu perlu dilakukan tahap pengolahan terlebih dulu terhadap biji kelor sebagai upaya menurunkan kandungan antigizinya tersebut, salah satunya adalah fermentasi. Metode fermentasi merupakan metode yang cukup efektif menaikkan kualitas gizi produk dengan membantu menurunkan kandunganantigizi dan meningkatkan daya cerna. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh fermentasi terhadap komposisi biokimia dan daya cerna protein in vitro tepung biji kelor untuk menentukan mutu proteinnya. Fermentasi dengan merendam biji pada suhu ruang selama 24 dan 48 jam, dengan metode fermentasi alami dan penambahan starter. Biji dari semua perlakuan diolah menjadi tepung dan dilakukan analisis (proksimat, antitripsin, tanin, daya cerna protein in vitro). Analisis data menggunakan ANOVA dan uji lanjut Duncan pada taraf nyata 5 %. Tepung perlakuan terbaik dipilih dengan metode De Garmo dan dilanjutkan analisis profil asam amino. Penentuan mutu biologis protein menggunakan protein digestibility-corrected amino acid (PDCAAS). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan fermentasi memberikan pengaruh pada perubahan komposisi biokimia di kedua metode fermentasi. Waktu fermentasi lebih lama menurunkan kandungan protein dan antitripsin pada kedua jenis fermentasi. Di sisi lain, terjadi peningkatan kandungan tanin selama fermentasi. Meskipun terjadi peningkatan kadar tanin namun fermentasi tetap mampu meningkatkan daya cerna protein. Tepung biji kelor terfermentasi alami 48 jam terpilih sebagai tepung perlakuan terbaik dengan daya cerna protein in vitro sebesar 75.33 % dan nilai PDCAAS 0.18 (18.31 %).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97638
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019nsa1.pdf
  Restricted Access
27.01 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.