Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97502
Title: Penundaan Kematangan Menggunakan Oksidan Etilen dan Pengaruhnya Terhadap Perubahan Mutu dan Daya Tahan Pisang Barangan.
Authors: Darmawati, Emma
Widayanti, Siti Mariana
Agustiningrum, Dyah Ayu
Issue Date: 2019
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Pisang Barangan merupakan salah satu varietas buah lokal Indonesia yang umumnya didistribusikan tanpa menggunakan sarana pendingin. Suhu penyimpanan dan distribusi yang tidak terkontrol dapat memicu meningkatnya produksi etilen endogen buah. Sebagaimana buah klimakterik lainnya, pisang Barangan mudah terpengaruh oleh keberadaan etilen yang dapat mempercepat proses kematangan buah sehingga masa simpannya menjadi pendek. Oleh karena itu, upaya pengendalian etilen pada suhu lingkungan diperlukan untuk memperpanjang masa simpan. Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengendalikan etilen pada suhu lingkungan adalah penggunaan oksidan etilen berupa kalium permanganat (KMnO4). Dalam aplikasinya diadsorpsikan pada media pembawa (carrier). Pada penelitian ini digunakan zeolit bubuk (200 mesh) sebagai media pembawa. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan penggunaan KMnO4 sebagai oksidan etilen mampu menunda kematangan buah pisang sehingga masa simpannya lebih lama. Namun, belum dikaji lebih lanjut tentang efek penggunaannya terhadap perubahan fisiologi pada buah pasca-perlakuan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji efek penundaan kematangan pisang Barangan menggunakan oksidan etilen terhadap perubahan mutu dan daya tahan buah selama penyimpanan, proses kematangan buah secara alami pascaperlakuan dan masa pemajangan (display period). Bahan yang digunakan berupa pisang Barangan, diperoleh dari PTPN VIII Parakansalak, Sukabumi yang dipanen pada umur petik 10 dan 11 minggu setelah potong ontong (MSPO). Buah dipanen pada tingkat ketuaan komersial berwarna hijau (hard green maturity). Oksidan etilen terbuat dari larutan KMnO4 6.28% yang diadsorpsikan pada zeolit 200 mesh dan dikemas dalam bentuk sachet. Pisang Barangan dikemas dengan plastik low density polyethylene (LDPE) ketebalan 0.03 yang didalamnya diletakkan oksidan etilen sachet, selanjutnya disusun dalam kardus teleskopik dan disimpan pada suhu 25±2 °C, RH ±85%. Penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan lama waktu (durasi) penundaan kematangan yaitu 9,18 dan 24 hari. Pengamatan perubahan fisiologi pisang dilakukan pada (1) periode penundaan (penyimpanan), (2) proses kematangan alami setelah penundaan kematangan dihentikan dan (3) selama masa pemajangan sampai dengan tidak diterima konsumen. Parameter yang diamati meliputi kadar air, susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut (TPT) dan warna kulit buah. Rancangan percobaan untuk perlakuan durasi penundaan dan masa pemajangan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dua faktor. Pada perlakuan penundaan kematangan (penyimpanan), faktor pertama adalah tanpa pemberian oksidan etilen (A1) dan diberi oksidan etilen (A2), sedangkan faktor kedua adalah umur panen (10 MSPO [P1] dan 11 MSPO [P2]). Pada pengamatan masa pemajangan, faktor pertama adalah umur panen (P1 dan P2), faktor kedua adalah durasi penundaan kematangan meliputi 9 hari (D1), 18 hari (D2) dan 24 hari (D3), dengan kontrol tanpa oksidan etilen (D0). Data dianalisa dengan ANOVA menggunakan software IBM SPSS Statistics 24 dan dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan selang kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan pemberian oksidan etilen secara signifikan berpengaruh terhadap penurunan laju perubahan mutu buah pisang Barangan pada penyimpanan suhu 25±2 °C. Aplikasi oksidan etilen secara efektif dapat menunda kematangan pisang Barangan umur petik A1 sampai 24 hari dibandingkan kontrol 9 hari, sedangkan A2 sampai 18 hari dibandingkan kontrol 7 hari. Umur petik berpengaruh nyata terhadap perubahan mutu buah selama penyimpanan. Pisang Barangan baik kontrol maupun perlakuan dapat matang secara alami (mencapai indeks kematangan 5) dalam kurun waktu 3-5 hari setelah dikeluarkan dari kemasan. Buah yang ditunda kematangannya selama 9 hari (A1D1 dan A2D2) membutuhkan waktu untuk matang lebih lama dibandingkan perlakuan lain (18 dan 24 hari). Perlakuan durasi penundaan kematangan tidak berpengaruh terhadap perubahan mutu buah sampai mencapai tingkat kematangan yang siap konsumsi (indeks warna 5). Hasil pengamatan selama masa pemajangan menunjukkan, durasi penundaan kematangan tidak berpengaruh nyata terhadap mutu buah setelah matang, baik antar perlakuan maupun kontrol (α<0.05), sedangkan umur petik berpengaruh terhadap warna Hue dan Total Padatan Terlarut (TPT). Masa pemajangan buah dalam bentuk sisir utuh adalah 4 hari setelah 80% buah mencapai indek 5
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97502
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019daa.pdf
  Restricted Access
23.62 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.