Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94016
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorBudiastra, I Wayan-
dc.contributor.advisorSutrisno-
dc.contributor.authorJannah, Roudotul-
dc.date.accessioned2018-10-05T07:17:35Z-
dc.date.available2018-10-05T07:17:35Z-
dc.date.issued2018-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94016-
dc.description.abstractJamur pelapuk putih merupakan kelompok jamur pelapuk kayu yang menyebabkan kerusakan kayu terparah pada Hutan Tanaman Industri (HTI). Jamur Ganoderma sp menyebabkan penyakit busuk akar pada Hutan Tanaman Industri (HTI) Acacia mangium di Sumatera dan Kalimantan serta pada perkebunan Albizia chinensis di Jawa Barat dan Jawa Timur. Meskipun fungisida sintetik dapat digunakan untuk mengatasi kerusakan akibat jamur pelapuk putih kayu, penggunaan fungisida sintetik berpotensi mencemari lingkungan karena bersifat sukar terurai di alam (nonbiodegradable). Pengembangan fungisida bahan alami yang mengandung senyawa antijamur diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Senyawa alami umumnya dapat diperbaharui dan ramah terhadap lingkungan. Tanaman surian (Toona sinensis Merr.) memiliki potensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya di daerah Jawa Barat, namun daun surian belum dimanfaatkan dengan baik. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan aktivitas antijamur dan mengidentifikasi senyawa aktif dari fraksi daun surian sebagai antijamur pelapuk putih kayu (Ganoderma boninense, Phanerochaete crysosporium dan Trametes versicolor). Sampel dimaserasi menggunakan pelarut metanol dan aseton. Hasil uji BSLT menunjukkan ekstrak metanol memiliki toksisitas tertinggi dengan nilai LC50 sebesar 29.76 μg/mL dan aktivitas penghambatan pada jamur G. boninense, T. versicolor dan P. crysosporium berturut-turut sebesar 27.78 %; 79.26 % dan 81.11%. Ekstrak metanol selanjutnya di fraksinasi menggunakan pelarut n-Heksana, dietil eter, etil asetat dan akuades. Fraksi dietil eter diketahui memiliki aktivitas penghambatan tertinggi pada jamur T. versicolor (46.30 %) dan P. crysosporium (81.11%). Fraksi dietil eter kemudian dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dan di uji lebih lanjut menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) hingga diperoleh enam fraksi. Hasil uji antijamur menunjukan fraksi 5 memiliki aktivitas penghambatan tertinggi pada jamur T.versicolor (74.07%) dan P. crysosporium (80.37%). Penghambatan pertumbuhan jamur P. crysosporium ditunjukan dengan terjadinya perubahan morfologi hifa menjadi tidak normal berupa perubahan arah pertumbuhan dan percabangan hifa yang berlebihan. Hasil analisis menggunakan LC-MS/MS menunjukkan bahwa pada fraksi 5 daun surian mengandung 1-(1-{4-[6-(1- Methyl -1H- tetrazol -5-yl) -3-phenyl -2-quinolinyl] benzyl}-4-piperidinyl)-1,3-dihydro-2H-benzimidazol-2-one dan Brucine yang diduga bersifat antijamur.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcPostharvest Technologyid
dc.subject.ddcCoffeid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleAktivitas Antijamur dan Identifikasi Senyawa Aktif dari Fraksi Daun Surian (Toona sinensis Merr.) Terhadap Jamur Pelapuk Putih Kayu.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAntijamurid
dc.subject.keywordBSLTid
dc.subject.keywordjamur pelapuk putih kayuid
dc.subject.keywordToona sinensis Merrid
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018rre.pdf
  Restricted Access
12.97 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.