Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92358
Title: Mitigasi Risiko dan Peningkatan Nilai Tambah pada Rantai Pasok Agroindustri Gula Tebu
Authors: Marimin
Machfud
Asrol, Muhammad
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Agroindustri gula tebu merupakan suatu proses bisnis untuk peningkatan nilai tambah tebu menjadi gula yang dapat dikonsumsi masyarakat. Rantai pasok agroindustri gula tebu melibatkan beberapa stakeholder yang memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda bahkan konflik. Peningkatan kinerja rantai pasok agroindustri gula tebu diperlukan untuk mengoreksi masalah rantai pasok sebelum dampaknya meluas pada aspek bisnis lain, menciptakan keunggulan bersaing, memaksimasi keuntungan dan nilai tambah serta mencapai tujuan rantai pasok. Proses bisnis pada agroindustri gula tebu memiliki hubungan dan keterkaitan yang kuat dari hulu hingga hilir. Peningkatan kinerja rantai pasok agroindustri gula tebu perlu dilakukan secara holistik dan mempertimbangkan keseluruhan proses bisnis dan tujuan stakeholder rantai pasok. Terdapat tiga aspek utama yang harus dipertimbangkan dalam pencapaian tujuan rantai pasok, yaitu kinerja, nilai tambah dan manajemen risiko rantai pasok. Selain itu, identifikasi model konfigurasi rantai pasok merupakan langkah awal yang harus diperhatikan agar strategi untuk peningkatan kinerja dan minimasi risiko sesuai dengan situasi rantai pasok. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi konfigurasi rantai pasok agroindustri gula tebu, (2) mengetahui kinerja rantai pasok agroindustri gula tebu, (3) menghitung nilai tambah rantai pasok agroindustri gula tebu serta (4) mengidentifikasi dan menentukan upaya mitigasi risiko rantai pasok agroindustri gula tebu. Identifikasi konfigurasi rantai pasok agroindustri gula tebu dilakukan secara deskriptif-kuantitatif, wawancara, observasi lapangan dan kajian pustaka mengikuti model identifikasi rantai pasok oleh Vorst. Pengukuran kinerja rantai pasok dimodelkan dengan mengadopsi kerangka metrik pengukuran kinerja supply chain operation refference (SCOR) dan pembobotannya dengan teknik fuzzy-analytical hierarchy process (AHP). Nilai tambah rantai pasok dianalisis dengan mengadopsi model perhitungan nilai tambah Hayami dengan beberapa asumsi dan penyesuaian. Risiko rantai pasok diidentifikasi dan dinilai melalui kerangka fuzzy-house of risk (HOR). Hasil identifikasi rantai pasok menunjukkan bahwa mekanisme rantai pasok agroindustri gula tebu terdiri dari petani tebu rakyat, pabrik gula dan distributor. Selain itu, mekanisme rantai pasok gula tebu juga didukung oleh koperasi petani tebu rakyat dan manajemen pemasaran sehingga proses bisnis dapat berjalan dengan baik. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok menunjukkan bahwa kinerja rantai pasok petani berada pada kategori sedang dan kinerja rantai pasok pabrik berada pada kategori kurang. Hasil analisis nilai tambah rantai pasok diketahui bahwa petani tebu rakyat melakukan budidaya tebu hingga ratoon cane (RC) ke 6. Hasil analisis dan perhitungan nilai tambah petani menunjukkan bahwa tebu petani pada RC 1 menunjukkan rasio nilai tambah tertinggi diantara jenis tanaman budidaya tebu lainnya dengan nilai 23%. Hasil analisis dan perhitungan nilai tambah rantai pasok pada pabrik gula menunjukkan bahwa rasio nilai tambah pabrik gula adalah 40.75%. Peningkatan nilai tambah pada stakeholder petani dan pabrik gula tebu masih memungkinkan untuk ditingkatkan dengan meningkatkan efisiensi kerja. Pada aspek risiko, terdapat dua jenis risiko yang perlu diidentifikasi dalam rantai pasok, yaitu kejadian risiko dan sumber risiko. Hasil identifikasi kejadian risiko rantai pasok menunjukkan bahwa terdapat 29 kejadian risiko petani, 38 kejadian risiko pabrik gula dan 17 kejadian risiko distributor yang berpotensi terjadi di sepanjang rantai pasok. Hasil identifikasi sumber risiko rantai pasok menunjukkan bahwa terdapat 35 sumber risiko petani, 21 sumber risiko pabrik gula dan 6 sumber risiko distributor yang memicu terjadinya kejadian risiko rantai pasok. Hasil penilaian dan perhitungan agregate risk potential (ARP) risiko rantai pasok menunjukkan bahwa terdapat 15 risiko pada petani, 7 risiko pada pabrik gula dan 4 risiko pada distributor yang harus segera dimitigasi. Berdasarkan hasil analisis diatas, penelitian ini telah berhasil mengetahui kinerja rantai pasok, nilai tambah dan risiko prioritas yang perlu dimitigasi dengan segera. Penelitian ini juga telah mampu menyusun model perhitungan kinerja, nilai tambah dan penilaian risiko rantai pasok untuk dapat diaplikasikan pada model rantai pasok agroindustri lainnya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bagian hulu rantai pasok memperoleh rasio nilai tambah yang rendah dan risiko yang tinggi sedangkan bagian hilir rantai pasok tidak terlalu banyak menanggung risiko rantai pasok. Pada penelitian selanjutnya perlu dikembangkan model penyeimbangan risiko dan nilai tambah agar diperoleh rantai pasok yang berkeadilan dan berkelanjutan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92358
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018mas1.pdf
  Restricted Access
43.43 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.