Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91557
Title: Karakteristik Pakan Fermentasi Anaerob dan Pengaruh Pemberiannya terhadap Performa dan Histologi Ileum Itik Petelur Awal Produksi
Authors: Nahrowi
Ridla, Muhammad
Yaman, Aman
Setiyono, Agus
Allaily
Issue Date: 2018
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Pakan fermentasi memiliki keunggulan kandungan bakteri asam laktat (BAL) dan metabolit utama hasil fermentasi berupa asam laktat beserta metabolit sekunder lainnya. Asam laktat dan produk fermentasi lainnya mampu memperbaiki lingkungan saluran pencernaan ternak sehingga memperbaiki performa ternak secara keseluruhan. Pakan fermentasi mampu mempertahankan kualitas nutrien pakan sehingga menyebabkan pakan dapat disimpan lebih dari 4 bulan. Bakteri asam laktat dan senyawa hasil fermentasi mampu menjaga nutrien pakan dari gangguan mikroba patogen selama proses penyimpanan dengan kondisi anaerob. Pakan fermentasi mampu menjaga keseimbangan mikroflora saluran pencernaan memberikan dampak kesehatan pada ternak dapat menggantikan fungsi dari antibiotik. Pakan komplit yang difermentasi anaerob adalah pakan yang berbentuk basah diharapkan mampu memelihara kesehatan itik petelur sehingga dapat memberikan dampak positif pada performa. Penelitian tahap pertama dilakukan untuk mengetahui karakteristik kimia, fisik dan mikrobiologi pakan fermentasi. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu 5 waktu fermentasi dan 2 taraf kadar protein kasar dan setiap unit perlakuan ada 3 ulangan. Masing masing ulangan terdiri dari 1 kg pakan fermentasi basah. Perlakuan terdiri dari T1 (fermentasi 0 hari), T2 (fermentasi 7 hari), T3 (fermentasi 14 hari), T4 (fermentasi 21 hari) dan T5 (fermentasi 28 hari) dengan taraf kadar protein rendah (18%) dan protein tinggi (21%). Kualitas fisik dan mikrobiologi dianalisis deskriptif, sedangkan kualitas kimia dianalisis menggunakan analysis of variance (Anova). Parameter yang diukur berupa: bahan kering, protein kasar, pH, total BAL, bau, tekstur dan asam organik. Penelitian tahap kedua dilakukan feeding trial menggunakan 84 ekor itik betina lokal umur 5 bulan yang berasal dari Indramayu-Jawa Barat, Indonesia. Pemeliharaan itik dilakukan selama 5 bulan dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 3 perlakuan dan 7 ulangan (4 ekor setiap ulangan). Perlakuan terdiri dari P1 (pakan kering), P2 (pakan basah tanpa fermentasi), P3 (pakan basah dengan fermentasi anaerob). Data dianalisis menggunakan Anova. Parameter yang diamati adalah performa, organ reproduksi, kualitas telur, organ pencernaan, profil darah dan kadar amonia feses. Penelitian tahap ketiga dilakukan pengamatan kesehatan saluran pencernaan akibat perlakuan pakan P1, P2 dan P3 menggunakan ileum itik petelur umur 6,5 bulan dan 8 bulan dengan metode pewarnaan hematoxylin dan eosin. Parameter yang dilihat berupa keadaan vili, sel Goblet, kelenjar Lieberkuhn dan proliferasi sel limfosit. Pengukuran luas permukaan ileum menggunakan software ImageG dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa pakan basah fermentasi anaerob memiliki interaksi yang nyata (P<0.05) antara waktu fermentasi dengan taraf protein terhadap bahan kering, protein kasar, pH dan BAL. Bahan kering tertinggi yaitu 58.93±0.19%, pH yang nyata lebih tinggi yaitu 5.61±0.06, protein kasar yang nyata lebih tinggi yaitu 15.35±0.60 dan rasio asam laktat asam propionat yang terkecil yaitu 2:1. Kesimpulan tahap 1 adalah pakan fermentasi dengan waktu fermentasi 7 hari dengan protein tinggi memiliki karakteristik kandungan bahan kering, pH, protein kasar dan rasio asam organik yang terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa performa yang disebabkan oleh P1 yaitu pakan kering dan P3 yaitu pakan basah dengan fermentasi anaerob nyata (P<0.05) menyebabkan berat telur dan konversi pakan lebih rendah dibandingkan P2 yaitu pakan basah. Gambaran organ reproduksi itik petelur yang diberikan P3 memperlihatkan proses pematangan ovum yang berkembang, hal ini didukung data bahwa berat ovarium memiliki persentase terbesar dibandingkan perlakuan lainnya. Gambaran saluran reproduksi yang diberikan P3 memperlihatkan lebar saluran terkecil tidak terlihat ada tumpukan lemak baik di dalam maupun di luar saluran, hal ini linier dengan persentase berat saluran reproduksi terkecil dibandingkan perlakuan lainnya. Semua perlakuan pakan tidak nyata mempengaruhi kualitas telur, organ pencernaan, profil darah dan kandungan amonia feses. Kesimpulannya adalah bahwa pakan basah dengan fermentasi anaerob (P3) memiliki konversi pakan yang tidak berbeda nyata dengan pakan kering (P1), walau memiliki produksi telur harian yang nyata (P<0.05) lebih rendah dibandingkan pakan kering (P1). Pakan basah fermentasi anaerob mampu memperbaiki organ reproduksi itik petelur, tidak mengganggu kualitas telur, organ pencernaan, profil darah dan kandungan amonia feses. Hasil penelitian tahap ketiga menunjukkan bahwa kondisi histologi vili usus ileum itik petelur yang diberi pakan P3 memiliki kondisi terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini ditandai dengan tidak adanya proliferasil sel limfosit, vili tinggi, padat, teratur dan kokoh serta kelenjar Lieberkuhn yang berkembang. Ileum itik petelur yang diberi perlakuan P1 memiliki proliferasi sel dan kelenjar Lieberkuhn sedikit, sedangkan perlakuan P2 memberikan dampak menumpulkan vili usus sehingga vili menjadi pendek dan jarang. Luas permukaan ileum itik pada itik yang mendapat P3 saat umur itik 6,5 bulan memperlihatkan nilai tertinggi kemudian berturut-turut P1 dan P2. Pada saat itik umur 8 bulan, nilai luas tertinggi diperoleh oleh itik yang mendapatkan pakan P1, kemudian berturut-turut P3 dan P2. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pakan kering dan pakan fermentasi dapat mempertahankan kondisi kesehatan ileum usus itik dibandingkan pakan basah. Kesimpulannya pakan kering P1 dan pakan basah dengan fermentasi anaerob P3 mampu meningkatkan luas permukaan vili ileum itik petelur dibandingkan pakan basah P2, namun pakan basah fermentasi anaerob P3 dapat mempertahankan kondisi kesehatan ileum itik petelur lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91557
Appears in Collections:DT - Animal Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018all.pdf
  Restricted Access
24.56 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.