Karakteristik Pakan Fermentasi Anaerob dan Pengaruh Pemberiannya terhadap Performa dan Histologi Ileum Itik Petelur Awal Produksi
View/ Open
Date
2018Author
Allaily
Nahrowi
Ridla, Muhammad
Yaman, Aman
Setiyono, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Pakan fermentasi memiliki keunggulan kandungan bakteri asam laktat
(BAL) dan metabolit utama hasil fermentasi berupa asam laktat beserta metabolit
sekunder lainnya. Asam laktat dan produk fermentasi lainnya mampu
memperbaiki lingkungan saluran pencernaan ternak sehingga memperbaiki
performa ternak secara keseluruhan. Pakan fermentasi mampu mempertahankan
kualitas nutrien pakan sehingga menyebabkan pakan dapat disimpan lebih dari 4
bulan. Bakteri asam laktat dan senyawa hasil fermentasi mampu menjaga nutrien
pakan dari gangguan mikroba patogen selama proses penyimpanan dengan
kondisi anaerob. Pakan fermentasi mampu menjaga keseimbangan mikroflora
saluran pencernaan memberikan dampak kesehatan pada ternak dapat
menggantikan fungsi dari antibiotik.
Pakan komplit yang difermentasi anaerob adalah pakan yang berbentuk
basah diharapkan mampu memelihara kesehatan itik petelur sehingga dapat
memberikan dampak positif pada performa. Penelitian tahap pertama dilakukan
untuk mengetahui karakteristik kimia, fisik dan mikrobiologi pakan fermentasi.
Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial yang terdiri dari 2
faktor perlakuan yaitu 5 waktu fermentasi dan 2 taraf kadar protein kasar dan
setiap unit perlakuan ada 3 ulangan. Masing masing ulangan terdiri dari 1 kg
pakan fermentasi basah. Perlakuan terdiri dari T1 (fermentasi 0 hari), T2
(fermentasi 7 hari), T3 (fermentasi 14 hari), T4 (fermentasi 21 hari) dan T5
(fermentasi 28 hari) dengan taraf kadar protein rendah (18%) dan protein tinggi
(21%). Kualitas fisik dan mikrobiologi dianalisis deskriptif, sedangkan kualitas
kimia dianalisis menggunakan analysis of variance (Anova). Parameter yang
diukur berupa: bahan kering, protein kasar, pH, total BAL, bau, tekstur dan asam
organik. Penelitian tahap kedua dilakukan feeding trial menggunakan 84 ekor itik
betina lokal umur 5 bulan yang berasal dari Indramayu-Jawa Barat, Indonesia.
Pemeliharaan itik dilakukan selama 5 bulan dengan menggunakan rancangan
acak lengkap yang terdiri dari 3 perlakuan dan 7 ulangan (4 ekor setiap ulangan).
Perlakuan terdiri dari P1 (pakan kering), P2 (pakan basah tanpa fermentasi), P3
(pakan basah dengan fermentasi anaerob). Data dianalisis menggunakan Anova.
Parameter yang diamati adalah performa, organ reproduksi, kualitas telur, organ
pencernaan, profil darah dan kadar amonia feses. Penelitian tahap ketiga
dilakukan pengamatan kesehatan saluran pencernaan akibat perlakuan pakan P1,
P2 dan P3 menggunakan ileum itik petelur umur 6,5 bulan dan 8 bulan dengan
metode pewarnaan hematoxylin dan eosin. Parameter yang dilihat berupa keadaan
vili, sel Goblet, kelenjar Lieberkuhn dan proliferasi sel limfosit. Pengukuran luas
permukaan ileum menggunakan software ImageG dengan analisis deskriptif.
Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa pakan basah fermentasi
anaerob memiliki interaksi yang nyata (P<0.05) antara waktu fermentasi dengan
taraf protein terhadap bahan kering, protein kasar, pH dan BAL. Bahan kering
tertinggi yaitu 58.93±0.19%, pH yang nyata lebih tinggi yaitu 5.61±0.06, protein
kasar yang nyata lebih tinggi yaitu 15.35±0.60 dan rasio asam laktat asam
propionat yang terkecil yaitu 2:1. Kesimpulan tahap 1 adalah pakan fermentasi
dengan waktu fermentasi 7 hari dengan protein tinggi memiliki karakteristik
kandungan bahan kering, pH, protein kasar dan rasio asam organik yang terbaik
dibandingkan perlakuan lainnya.
Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa performa yang
disebabkan oleh P1 yaitu pakan kering dan P3 yaitu pakan basah dengan
fermentasi anaerob nyata (P<0.05) menyebabkan berat telur dan konversi pakan
lebih rendah dibandingkan P2 yaitu pakan basah. Gambaran organ reproduksi itik
petelur yang diberikan P3 memperlihatkan proses pematangan ovum yang
berkembang, hal ini didukung data bahwa berat ovarium memiliki persentase
terbesar dibandingkan perlakuan lainnya. Gambaran saluran reproduksi yang
diberikan P3 memperlihatkan lebar saluran terkecil tidak terlihat ada tumpukan
lemak baik di dalam maupun di luar saluran, hal ini linier dengan persentase berat
saluran reproduksi terkecil dibandingkan perlakuan lainnya. Semua perlakuan
pakan tidak nyata mempengaruhi kualitas telur, organ pencernaan, profil darah
dan kandungan amonia feses. Kesimpulannya adalah bahwa pakan basah dengan
fermentasi anaerob (P3) memiliki konversi pakan yang tidak berbeda nyata
dengan pakan kering (P1), walau memiliki produksi telur harian yang nyata
(P<0.05) lebih rendah dibandingkan pakan kering (P1). Pakan basah fermentasi
anaerob mampu memperbaiki organ reproduksi itik petelur, tidak mengganggu
kualitas telur, organ pencernaan, profil darah dan kandungan amonia feses.
Hasil penelitian tahap ketiga menunjukkan bahwa kondisi histologi vili usus
ileum itik petelur yang diberi pakan P3 memiliki kondisi terbaik dibandingkan
perlakuan lainnya. Hal ini ditandai dengan tidak adanya proliferasil sel limfosit,
vili tinggi, padat, teratur dan kokoh serta kelenjar Lieberkuhn yang berkembang.
Ileum itik petelur yang diberi perlakuan P1 memiliki proliferasi sel dan kelenjar
Lieberkuhn sedikit, sedangkan perlakuan P2 memberikan dampak menumpulkan
vili usus sehingga vili menjadi pendek dan jarang. Luas permukaan ileum itik
pada itik yang mendapat P3 saat umur itik 6,5 bulan memperlihatkan nilai
tertinggi kemudian berturut-turut P1 dan P2. Pada saat itik umur 8 bulan, nilai
luas tertinggi diperoleh oleh itik yang mendapatkan pakan P1, kemudian
berturut-turut P3 dan P2. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pakan kering dan
pakan fermentasi dapat mempertahankan kondisi kesehatan ileum usus itik
dibandingkan pakan basah. Kesimpulannya pakan kering P1 dan pakan basah
dengan fermentasi anaerob P3 mampu meningkatkan luas permukaan vili ileum
itik petelur dibandingkan pakan basah P2, namun pakan basah fermentasi anaerob
P3 dapat mempertahankan kondisi kesehatan ileum itik petelur lebih baik
dibandingkan perlakuan lainnya.
Collections
- DT - Animal Science [343]