Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91526
Title: Formulasi Minyak Bungkil Mimba dengan Surfaktan DEA untuk Pengendalian Spodoptera litura pada Tanaman Kedelai
Authors: Hambali, Erliza
Dadang
Yusriah
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Serangan Spodoptera litura pada tanaman kedelai dapat menurunkan produksi tiap tahunnya. Kehilangan hasil panen akibat serangan hama ini bahkan dapat mengganggu ketersediaan kedelai bagi konsumen jika tidak dilakukan upaya pengendalian. Penggunaan insektisida nabati merupakan alternatif pengendalian yang efektif, efisien dan aman dibandingkan dengan penggunaan insektisida sintetik. Insektisida nabati dihasilkan dari campuran senyawa aktif yang berasal dari senyawa tumbuhan dan bahan lainnya. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama Spodoptera litura adalah mimba (Azadirachta indica). Azadirakhtin paling banyak terdapat dalam biji mimba. Penggunaan insektisida nabati umumnya kurang efektif karena formulasinya masih sangat sederhana sehingga diperlukan bahan aditif (tambahan) seperti surfaktan yang memiliki fungsi sebagai pendispersi dan perata bahan aktif sekaligus perekat yang umumnya digunakan pada pestisida sintetik. Suryani et al. (2012) menyatakan bahwa surfaktan DEA memiliki nilai tegangan permukaan yang paling rendah (20.97 dyne/cm) untuk digunakan pada industri insektisida dibandingkan surfaktan yang lain. Tujuan umum penelitian adalah menghasilkan formulasi pestisida nabati dari minyak bungkil mimba dengan surfaktan DEA. Tujuan khusus penelitian ini menghasilkan minyak dari bungkil mimba dengan salah satu metode ekstraksi, mendapatkan formulasi antara minyak bungkil mimba dengan penambahan surfaktan DEA dan mendapatkan hasil uji efektivitas formulasi pada ulat grayak (S. Litura). Penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu mengektraksi minyak dari bungkil biji mimba dan memformulasikan insektisida nabati. Ektraksi minyak bungkil mimba dilakukan dengan metode maserasi dengan mendapatkan perbandingan terbaik [1:4 (w/v)] antara serbuk bungkil biji mimba dengan pelarut (n-heksan). Selanjutnya minyak yang dihasilkan dari metode maserasi diukur konsentrasinya dalam surfaktan DEA dengan menggunakan metode critical micelle concentration (CMC). Kemudian ditambahkan pelarut solvesso karena minyak bersifat beku. Setelah mendapatkan formulasi insektisida nabati, kemudian dilakukan uji formulasi pada skala laboratorium. Dari hasil penelitian, rasio terbaik yang didapat antara minyak bungkil biji mimba dan n-heksan adalah 1:4 (w/v). Penentuan surfaktan DEA terbaik dengan metode critical micelle concentration (CMC) dalam minyak bungkil mimba didapatkan 8%. Formulasi insektisida nabati yang mengandung surfaktan DEA 8%, 46% minyak bungkil mimba dan 46% solvesso dalam 30g formulasi 5 menghasilkan parameter tegangan permukaan (38.85±0.64 dyne/cm), sudut kontak (12.74±0.370), dan ukuran droplet (4.36±0.18 μm). Hasil uji efektivitas formulasi insektisida nabati pada skala laboratorium dengan konsentrasi 10 dan 50 ml/l belum menunjukkan efektivitas yang tinggi.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91526
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017yus.pdf
  Restricted Access
14.9 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.