Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/89315
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHariyadi, Purwiyatno-
dc.contributor.advisorFranscisca, Ray-
dc.contributor.authorRahmatullah, Ihsan Danang-
dc.date.accessioned2018-01-15T07:00:58Z-
dc.date.available2018-01-15T07:00:58Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/89315-
dc.description.abstractKakao bubuk (cocoa powder) terbuat dari bungkil/ampas biji cokelat yang telah dipisahkan lemak cokelatnya. Bungkil ini dikeringkan dan digiling halus sehingga terbentuk bubuk cokelat dengan atau tanpa perlakuan alkalisasi. Salah satu parameter penentu mutu produk kakao bubuk yaitu warna. Penentuan warna dapat dilakukan dengan alat Hunterlab Colorimeter. Parameter warna kuantitatif yang diukur dengan instrumen perlu dikorelasikan dengan warna secara ekstrinsik (visual); sehingga dapat ditetapkan batas kuantitatif parameter warna yang dapat diterima. Batas-batas kuantitatif ini kemudian dapat digunakan untuk pengendalian mutu warna bubuk kakao selama pengolahan. Tujuan kegiatan magang di PT Bumitangerang Mesindotama (BT Cocoa) adalah melakukan pengklasifikasian produk kakao bubuk berdasarkan standar warna visual (ekstrinsik) dan mengkorelasikannya dengan warna obyektif (intrinsik), serta menetapkan batas-batas kuantitatif dari hasil pengukuran Hunterlab Colorimeter. Metode yang dilakukan yaitu pengklasifikasian warna sampel kakao bubuk, pengukuran warna sampel kakao bubuk, distribusi tingkat kecerahan kakao bubuk dan penetapan batas penerimaan. Pengklasifikasian warna sampel kakao bubuk oleh panelis ahli secara visual (ekstrinsik) menghasilkan kategori warna (D, PD, P, PL dan L) sesuai dengan intensitas kecerahan sampel. Hasil pengklasifikasian tersebut bersesuaian dengan nilai warna secara obyektif (intrinsik) yaitu D<PD<P<PL<L untuk parameter L, a dan b melalui tahap pengukuran warna. Hasil pemetaan nilai L terhadap masing-masing kategori warna menunjukkan sampel kakao bubuk dalam bentuk larutan menghasilkan distribusi nilai L yang relatif lebih seragam dibandingkan dalam bentuk padatan. Pendekatan perhitungan batas maksimum dan minimum dengan X+0.4 atau X+1SD menghasilkan batas penerimaan yang lebih ketat untuk produk kakao bubuk. Pendekatan perhitungan batas maksimum dan minimum dengan X+3SD menghasilkan batas penerimaan yang longgar. Pendekatan dengan X+2SD dapat dipertimbangkan sebagai batas penerimaan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood tehnologyid
dc.subject.ddcCocoa Powderid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcTangerang-Bantenid
dc.titlePenetapan Spesifikasi Warna Kakao Bubuk dengan Hunterlab Colorimeter di PT Bumitangerang Mesindotama.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordKakao bubukid
dc.subject.keywordHunterlab colorimeterid
dc.subject.keywordparameter warnaid
dc.subject.keywordspesifikasiid
dc.subject.keywordbatas penerimaanid
dc.subject.keywordintensitas kecerahan warnaid
Appears in Collections:UT - Food Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F17idr.pdf
  Restricted Access
14.35 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.