Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/89265
Title: Pengaruh Jamu Veteriner pada Frekuensi Napas, Frekuensi Denyut Jantung, dan Suhu Rektal Induk Domba Pascamelahirkan.
Authors: Andriyanto
Manalu, Wasmen
Sulistiyo, Sekar
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa jamu veteriner merupakan jamu yang digunakan untuk meningkatkan performa ternak domba. Domba pascamelahirkan umumnya mengalami kondisi fisiologis yang tidak stabil akibat stres pascamelahirkan. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh adanya peningkatan suhu rektal, frekuensi denyut jantung, dan frekuensi napas. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh jamu veteriner pada respons fisiologis induk domba pascamelahirkan. Sebanyak 15 ekor domba betina pascamelahirkan digunakan dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan, yaitu kontrol (tidak diberi jamu), perlakuan 1 (diberi jamu sebanyak 3 mL setiap 3 hari sekali), dan perlakuan 2 (diberi jamu sebanyak 3 mL setiap 6 hari sekali). Pemberian jamu veteriner dilakukan pada pagi hari selama 90 hari melalui pencekokan. Pengambilan data fisiologis dilakukan setiap 6 hari sekali. Parameter yang diamati adalah frekuensi napas, frekuensi denyut jantung, dan suhu rektal. Pengukuran mikroklimat dilakukan sebagai data pendukung untuk lingkungan kandang penelitian. Data dianalisis menggunakan one way ANOVA, Tukey’s test, dan Uji Regresi Linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok domba yang diberi jamu veteriner memiliki frekuensi denyut jantung dan suhu rektal yang lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol. Akan tetapi, frekuensi napas kelompok domba yang diberi jamu veteriner tidak berbeda secara signifikan dari domba kontrol. Selain itu, pemberian jamu veteriner menunjukkan korelasi positif antara denyut jantung dan frekuensi napas sebesar 0.029 dan antara suhu rektal danfrekuensi napas sebesar 0.036. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian jamu veteriner pada domba pascamelahirkan mampu menurunkan frekuensi denyut jantung dan suhu rektal (p<0.05), namun tidak berpengaruh pada frekuensi napas (p>0.05). Frekuensi pemberian jamu veteriner yang efektif berdasarkan penelitian ini adalah 6 hari sekali.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/89265
Appears in Collections:UT - Anatomy, Phisiology and Pharmacology

Files in This Item:
File SizeFormat 
B17ssu.pdf
  Restricted Access
9.49 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.