Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/89096
Title: Integrasi Risk Assessment, HACCP dan L6 Sigma dalam Pengendalian Bahaya Histamin dan Kegagalan Produk Tuna Loin Beku.
Authors: Trilaksani, Wini
Riyanto, Bambang
Hardianti, Maya Rahmanita
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Tuna merupakan komoditas perikanan yang telah banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor pada berbagai negara. Ketatnya standar histamin yang diterapkan negara tujuan ekspor menjadi hambatan yang besar terhadap perdagangan tuna dunia. Hazard analysis critical control point (HACCP) dan risk assessment merupakan upaya yang banyak diterapkan untuk pencegahan bahaya keamanan pangan histamin. Lean six sigma diakui sebagai suatu sistem manajemen modern yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan. Kerugian-kerugian yang dialami akibat kurang efektifnya kinerja suatu perusahaan dapat diamati dengan menggunakan prinsip cost of poor quality guna menghitung penghematan yang diperoleh. Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi penerapan konsep risk assessment, HACCP dan lean six sigma secara terintegrasi pada proses produksi tuna loin beku guna mengendalikan bahaya histamin, mutu produk dan kerugian finansial. Nilai ranking risiko bahaya histamin untuk penduduk Amerika Serikat adalah 38 yang tergolong dalam kategori sedang. Penilaian terhadap pelaksanaan kelayakan Unit Pengolahan Ikan (UPI) menunjukkan adanya 3 penyimpangan dengan 2 penyimpangan minor dan 1 penyimpangan mayor sehingga dapat dikategorikan dalam grade A (baik sekali). Nilai kapabilitas proses yang diperoleh dari tahap penerimaan bahan baku untuk data evaluasi dan verifikasi adalah 1,05 dan 0,67 dengan Defect per Million Opportunities (DPMO) sebesar 1220 dan 22750 sehingga nilai sigma yang diperoleh adalah 3,24 dan 2,28, sedangkan dari tahap penyimpanan produk akhir adalah 0,52 dan 0,86 dengan Defect per Million Opportunities (DPMO) sebesar 77800 dan 4140 sehingga nilai sigma yang diperoleh adalah 2,28 dan 2,7. Biaya akibat adanya kegagalan yang harus dikeluarkan perusahaan pada proses penerimaan bahan baku dan penyimpanan produk akhir adalah Rp307 929 600 per 9,623 ton kegagalan produk dan Rp2 861 568 per 89,24 kg kegagalan produk. Setiap perbaikan yang dilakukan akan meningkatkan nilai sigma yang otomatis meningkatkan profit perusahaan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/89096
Appears in Collections:UT - Aquatic Product Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
C17mrh.pdf
  Restricted Access
31.12 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.