Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88631
Title: Distribusi dan Autekologi Tumbuhan Sarang Semut di Provinsi Bengkulu
Authors: Sulistijorini
Chikmawati, Tatik
Safniyeti
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Tumbuhan sarang semut merupakan salah satu tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobatan beragam penyakit. Tumbuhan ini tumbuh di hutan bakau mulai dari pohon-pohon di pinggir pantai, hingga pada pohon yang terletak di ketinggian 2400 m dpl, di hutan tropis bagian timur dan keragaman tertinggi terdapat di Papua Nugini. Tumbuhan sarang semut ini termasuk dalam famili Rubiaceae dan hanya lima genera yang memiliki umbi yaitu Anthorrhiza, Hydnophytum, Myrmecodia, Myrmephytum, dan Squamellaria. Salah satu spesies dari genus Myrmecodia adalah Myrmecodia tuberosa Jack. ditemukan di Kalimantan, Ambon, Sumatera Barat, dan Sulawesi Utara. Genus Hydnophytum dapat ditemukan di daerah Bengkulu Selatan, akan tetapi sarang semut di daerah ini belum diketahui nama spesies, distribusi, dan autekologi serta potensinya. Oleh sebab itu keanekaragaman spesies tumbuhan sarang semut di kawasan Provinsi Bengkulu perlu diamati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi tumbuhan sarang semut, faktor abiotik yang mempengaruhi keberadaan populasi tumbuhan sarang semut, mengidentifikasi karakter morfologi tumbuhan sarang semut, pohon inang, tumbuhan epifit lain yang hidup berdampingan dengan tumbuhan sarang semut, hewan penghuni umbi tumbuhan sarang semut, dan potensi tumbuhan sarang semut di Provinsi Bengkulu. Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pembuatan plot pengamatan, pengambilan sampel secara purposive sampling dengan menjelajahi kawasan yang memungkinkan ditemukannya tumbuhan sarang semut, dan wawancara terhadap masyarakat yang mengenal tumbuhan sarang semut. Pengumpulan data biotik terdiri dari identitas tumbuhan sarang semut, pohon inang, tumbuhan epifit lain, dan hewan penghuni umbi tumbuhan sarang semut. Data abiotik yang diamati terdiri dari suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, kecepatan angin, dan ketinggian tempat. Analisis data distribusi tumbuhan sarang semut menggunakan rumus Morishita dan Arcgis 10.1 dan autekologi untuk data abiotik menggunakan Principal Component Analysis (PCA) berdasarkan software Minitab 16. Sebanyak 2 spesies tumbuhan sarang semut yaitu Hydnophytum formicarum Jack. dan Myrmecodia tuberosa Jack., dan 2 varian M. tuberosa Jack. yaitu M. tuberosa ‘armata’ dan M. tuberosa ‘siberutensis’ telah dikoleksi dari kawasan Provinsi Bengkulu. Berdasarkan pola penyebaran pohon inang, spesies ini tersebar secara acak (77.8%) di Kabupaten Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Tumbuhan sarang semut ditemukan pada intensitas cahaya 1157.0-6670.0 lux dan suhu 25.0-36.3°C, serta berada pada ketinggian tempat 25-629 m dpl. Penyebaran tumbuhan ini dipengaruhi oleh iklim mikro terutama intensitas cahaya dan suhu. Tumbuhan sarang semut spesies Hydnophytum formicarum Jack. memiliki variasi bentuk umbi yaitu bola, pipih, dan bola dengan 2-3 lekukan, sedangkan Myrmecodia tuberosa Jack. memiliki bentuk umbi silinder, namun bervariasi dalam bentuk lekukan dan warna. Hydnophytum formicarum Jack. memiliki batang bercabang dan tidak berduri, daun menjorong dan melanset sungsang, panjang 3- iii 12 cm, bunga putih dengan panjang 0.4-0.7 cm, buah membulat telur dan melonjong, panjang 0.5-0.8 cm, dan piren 1-2. Myrmecodia tuberosa Jack. memiliki batang tunggal, jarang bercabang, berduri, terdapat clypeoli yang jelas atau kadang tidak terlihat, daun melonjong dan melanset sungsang, panjang 9-21 cm, bunga putih dengan panjang 0.8-1.2 cm, buah bulat telur, panjang 0.5-1.0 cm dan piren 4-5. Tumbuhan sarang semut ditemukan menempel dan menggantung pada pohon Archidendron jiringa, Artocarpus elasticus, Artocarpus integer, Delonix regia, Durio zibethinus, Ficus racemosa, Gmelina arborea, Hevea brasiliensis, dan Rhodamnia cinerea. Ciri pohon inang yang disukai tumbuhan sarang semut adalah tinggi pohon mencapai 23 m, diameter pohon mencapai 95.54 cm, tekstur kulit pohon sebagian besar kasar. Tumbuhan sarang semut menyukai cahaya matahari dengan intensitas cahaya berkisar 1157.0-6670.0 lux dan cahaya merupakan komponen utama II (21.9%) yang mempengaruhi keberadaan tumbuhan tersebut. Tumbuhan sarang semut tumbuh pada bagian cabang dan tajuk pohon inang, serta pada bagian batang hingga ketinggian 16 m. Pohon inang yang sering ditemukan adalah Hevea brasiliensis (47.06%) dan Durio zibethinus (23.53%). Tumbuhan epifit yang hidup berdampingan dengan tumbuhan sarang semut adalah Agrostophyllum sp., Asplenium nidus, Asplenium sp., Dendrobium sp., Dischidia cochleata, Dischidia numularia, Dissochaeta sp., Eria sp., Drymoglossum piloselloides, Flickingeria sp., Pholidota sp., Pyrrosia adnascens. Tumbuhan epifit yang banyak ditemukan adalah Drymoglossum piloselloides, Dendrobium sp. (23.08%), dan Asplenium nidus (11.54%). Spesies hewan yang ditemukan pada rongga umbi tumbuhan sarang semut adalah Anoplolepis gracilipes, Crematogaster sp., Monomorium destructor, Macrotermes sp., Philidris sp., Plagiolepis pygmaea, Plagiolepis sp., dan Pycnoscelus sp.. Beberapa kecoa (Pycnoscelus sp.) dan rayap (Macrotermes sp.) ditemukan pada umbi genus Hydnophytum. Semut (Crematogaster sp.) hanya ditemukan pada umbi Hydnophytum yang berasal dari desa Tanjung Betung, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88631
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017saf.pdf
  Restricted Access
16.57 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.