Distribusi dan Autekologi Tumbuhan Sarang Semut di Provinsi Bengkulu
Abstract
Tumbuhan sarang semut merupakan salah satu tumbuhan obat yang
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobatan beragam penyakit.
Tumbuhan ini tumbuh di hutan bakau mulai dari pohon-pohon di pinggir pantai,
hingga pada pohon yang terletak di ketinggian 2400 m dpl, di hutan tropis bagian
timur dan keragaman tertinggi terdapat di Papua Nugini. Tumbuhan sarang semut
ini termasuk dalam famili Rubiaceae dan hanya lima genera yang memiliki umbi
yaitu Anthorrhiza, Hydnophytum, Myrmecodia, Myrmephytum, dan Squamellaria.
Salah satu spesies dari genus Myrmecodia adalah Myrmecodia tuberosa Jack.
ditemukan di Kalimantan, Ambon, Sumatera Barat, dan Sulawesi Utara. Genus
Hydnophytum dapat ditemukan di daerah Bengkulu Selatan, akan tetapi sarang
semut di daerah ini belum diketahui nama spesies, distribusi, dan autekologi serta
potensinya. Oleh sebab itu keanekaragaman spesies tumbuhan sarang semut di
kawasan Provinsi Bengkulu perlu diamati. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis distribusi tumbuhan sarang semut, faktor abiotik yang mempengaruhi
keberadaan populasi tumbuhan sarang semut, mengidentifikasi karakter morfologi
tumbuhan sarang semut, pohon inang, tumbuhan epifit lain yang hidup
berdampingan dengan tumbuhan sarang semut, hewan penghuni umbi tumbuhan
sarang semut, dan potensi tumbuhan sarang semut di Provinsi Bengkulu.
Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pembuatan plot
pengamatan, pengambilan sampel secara purposive sampling dengan menjelajahi
kawasan yang memungkinkan ditemukannya tumbuhan sarang semut, dan
wawancara terhadap masyarakat yang mengenal tumbuhan sarang semut.
Pengumpulan data biotik terdiri dari identitas tumbuhan sarang semut, pohon inang,
tumbuhan epifit lain, dan hewan penghuni umbi tumbuhan sarang semut. Data
abiotik yang diamati terdiri dari suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya,
kecepatan angin, dan ketinggian tempat. Analisis data distribusi tumbuhan sarang
semut menggunakan rumus Morishita dan Arcgis 10.1 dan autekologi untuk data
abiotik menggunakan Principal Component Analysis (PCA) berdasarkan software
Minitab 16.
Sebanyak 2 spesies tumbuhan sarang semut yaitu Hydnophytum formicarum
Jack. dan Myrmecodia tuberosa Jack., dan 2 varian M. tuberosa Jack. yaitu M.
tuberosa ‘armata’ dan M. tuberosa ‘siberutensis’ telah dikoleksi dari kawasan
Provinsi Bengkulu. Berdasarkan pola penyebaran pohon inang, spesies ini tersebar
secara acak (77.8%) di Kabupaten Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Utara,
Bengkulu Selatan, dan Kaur. Tumbuhan sarang semut ditemukan pada intensitas
cahaya 1157.0-6670.0 lux dan suhu 25.0-36.3°C, serta berada pada ketinggian
tempat 25-629 m dpl. Penyebaran tumbuhan ini dipengaruhi oleh iklim mikro
terutama intensitas cahaya dan suhu.
Tumbuhan sarang semut spesies Hydnophytum formicarum Jack. memiliki
variasi bentuk umbi yaitu bola, pipih, dan bola dengan 2-3 lekukan, sedangkan
Myrmecodia tuberosa Jack. memiliki bentuk umbi silinder, namun bervariasi dalam
bentuk lekukan dan warna. Hydnophytum formicarum Jack. memiliki batang
bercabang dan tidak berduri, daun menjorong dan melanset sungsang, panjang 3-
iii
12 cm, bunga putih dengan panjang 0.4-0.7 cm, buah membulat telur dan
melonjong, panjang 0.5-0.8 cm, dan piren 1-2. Myrmecodia tuberosa Jack.
memiliki batang tunggal, jarang bercabang, berduri, terdapat clypeoli yang jelas
atau kadang tidak terlihat, daun melonjong dan melanset sungsang, panjang 9-21
cm, bunga putih dengan panjang 0.8-1.2 cm, buah bulat telur, panjang 0.5-1.0 cm
dan piren 4-5.
Tumbuhan sarang semut ditemukan menempel dan menggantung pada pohon
Archidendron jiringa, Artocarpus elasticus, Artocarpus integer, Delonix regia,
Durio zibethinus, Ficus racemosa, Gmelina arborea, Hevea brasiliensis, dan
Rhodamnia cinerea. Ciri pohon inang yang disukai tumbuhan sarang semut adalah
tinggi pohon mencapai 23 m, diameter pohon mencapai 95.54 cm, tekstur kulit
pohon sebagian besar kasar. Tumbuhan sarang semut menyukai cahaya matahari
dengan intensitas cahaya berkisar 1157.0-6670.0 lux dan cahaya merupakan
komponen utama II (21.9%) yang mempengaruhi keberadaan tumbuhan tersebut.
Tumbuhan sarang semut tumbuh pada bagian cabang dan tajuk pohon inang, serta
pada bagian batang hingga ketinggian 16 m. Pohon inang yang sering ditemukan
adalah Hevea brasiliensis (47.06%) dan Durio zibethinus (23.53%).
Tumbuhan epifit yang hidup berdampingan dengan tumbuhan sarang semut
adalah Agrostophyllum sp., Asplenium nidus, Asplenium sp., Dendrobium sp.,
Dischidia cochleata, Dischidia numularia, Dissochaeta sp., Eria sp.,
Drymoglossum piloselloides, Flickingeria sp., Pholidota sp., Pyrrosia adnascens.
Tumbuhan epifit yang banyak ditemukan adalah Drymoglossum piloselloides,
Dendrobium sp. (23.08%), dan Asplenium nidus (11.54%).
Spesies hewan yang ditemukan pada rongga umbi tumbuhan sarang semut
adalah Anoplolepis gracilipes, Crematogaster sp., Monomorium destructor,
Macrotermes sp., Philidris sp., Plagiolepis pygmaea, Plagiolepis sp., dan
Pycnoscelus sp.. Beberapa kecoa (Pycnoscelus sp.) dan rayap (Macrotermes sp.)
ditemukan pada umbi genus Hydnophytum. Semut (Crematogaster sp.) hanya
ditemukan pada umbi Hydnophytum yang berasal dari desa Tanjung Betung,
Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.