Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87449
Title: Pemetaan rantai pasok bawang merah dan potensi penerapan gudang pendingin di tingkat kabupaten (Studi Kasus: Kabupaten Cirebon, Brebes, Bantul dan Nganjuk)
Authors: Ahmad, Usman
Purwanto, Y Aris
Shalihy, Wildan
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Bawang merah memegang peranan penting dalam perdagangan. Produksi bawang merah nasional mengalami surplus. Peningkatan surplus produksi tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan harga di tingkat petani. Kondisi tersebut tercermin dari penurunan harga rata-rata bawang merah di tingkat nasional, hal ini mengindikasikan distribusi bawang merah belum berjalan dengan baik. Gambaran mengenai kondisi rantai pasok diperlukan untuk melihat sejauh mana sistem pemasaran berjalan. Besarnya nilai surplus bawang merah juga mengindikasikan besarnya bawang merah yang tidak terserap oleh pasar. Gudang pendingin merupakan jenis penyimpanan yang tepat untuk mempertahankan mutu bawang merah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis nilai tambah penyimpanan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Proses analisis data kualitatif menggambarkan secara deskriptif rantai pasok. Analisis data kuantitatif dipergunakan untuk menganalisis besaran marjin pemasaran, farmers’s share, rasio keuntungan terhadap biaya, efisiensi pemasaran dan perhitungan nilai tambah menggunakan metode Hayami. Hasil analisis menunjukkan biaya pokok operasional penyimpanan dingin sebesar Rp 769/bulan/kg, lama operasional 3 bulan dengan kapasitas terpakai 400 ton. Keuntungan petani yang menggunakan penyimpanan dingin meningkat dari Rp 6 500.5/kg menjadi Rp 9 865.5/kg. Peningkatan harga diperoleh dengan asumsi harga sebelum disimpan Rp 15 000/kg, susut penyimpanan dingin 22.3%, susut bobot suhu ruang 37.22% dan harga jual setelah disimpan Rp 35 000/kg. Analisis efisiensi operasional dan efisiensi pemasaran menunjukkan grade A di Kabupaten Brebes, Bantul dan Nganjuk merupakan pemasaran bawang merah paling efisien jika dibandingkan dengan grade yang lainnya. Sehingga grade A direkomendasikan untuk dilakukan penyimpanan dingin di Kabupaten Brebes, Bantul dan Nganjuk. Berdasarkan analisis perbandingan nilai tambah menggunakan metode Hayami dapat disimpulkan penyimpanan dingin bawang merah grade A berpotensi dapat meningkatkan keuntungan jika diterapkan di Kabupaten Brebes, Bantul dan Nganjuk. Namun demikian, penyimpanan dingin tidak dapat meningkatkan keuntungan di Kabupaten Brebes, Bantul dan Nganjuk jika selisih harga sebelum disimpan dan setelah disimpan kurang dari Rp 10 000.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87449
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017wsh.pdf
  Restricted Access
21.56 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.