Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87443
Title: Status dan konservasi biodiversitas di kebun tembawang Desa Sungai Mawang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Authors: Santoso, Nyoto
Zuhud, Ervizal A.M
Pradityo, Teguh
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Perencanaan pembangunan nasional Indonesia selama ini menggunakan pendekatan top-down yang terbukti telah gagal dalam memelihara tujuannya. Tembawang merupakan salah satu contoh bentuk jalan keluar dari pendekatan bottom-up (pendekatan yang dipercaya lebih efektif untuk jangka waktu yang lama) yang bertujuan untuk mewujudkan hakikat pembangunan nasional, yakni keberlanjutan peningkatan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat Indonesia secara merata. Tembawang, yang merupakan salah satu bentuk pengelolaan lahan oleh Suku Dayak Iban di Desa Sungai Mawang, memiliki sejarah dan peran dalam upaya konservasi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali dan mendiskripsikan sejarah kebun tembawang Desa Sungai Mawang. Selain itu juga untuk menganalisis keanekaragaman hayati, peranan tembawang dalam konservasi dan merumuskan strategi konservasi berkelanjutan kebun tembawang Desa Sungai Mawang. Metode yang digunakan adalah wawancara terhadap informan kunci untuk mendapatkan penelusuran sejarah tembawang, analisis vegetasi, analisis SWOT dan pengamatan langsung. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Sungai Mawang, Kecamatan Puring Kencana, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mulai tanggal 1 April 2015 hingga 31 Mei 2015. Sejarah tembawang di Desa Sungai Mawang berkaitan dengan sejarah migrasi komunitas Dayak Iban itu sendiri. Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan pada semua lokasi tembawang berkisar antara sangat rendah – sedang (0,35 ≤ H’≤ 2,63) untuk tingkat semai; rendah – sedang (1,38 ≤ H’≤ 2,52) untuk tingkat pancang; rendah – sedang (1,30 ≤ H’≤ 2,71) untuk tingkat pancang dan rendah – sedang (1,60 ≤ H’≤ 2,84) untuk tingkat pohon. Untuk satwa burung pada semua lokasi tembawang, indeks keanekaragaman jenis berkisar antara sedang – tinggi (2,58 ≤ H’≤ 3,74) sedangkan pada satwa herpetofauna nilai indeks keanekaragaman jenis berkisar antara rendah – sedang (1,05 ≤ H’≤ 2,26). Strategi pengelolaan berkelanjutan tembawang yang digunakan adalah strategi ST yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. Dari perumusan matriks faktor-faktor nilai SWOT tersebut menghasilkan rumusan kebijakan-kebijakan yakni: (1) pembuatan papan larangan berisikan aturan adat beserta sanksinya (pengrusakan area tembawang) dan diletakkan di sekitar area tembawang; (2) mengenalkan sejak dini kepada generasi muda akan jenis-jenis flora-fauna beserta manfaatnya; (3) memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat akan jenis-jenis flora-fauna yang termasuk kategori dilindungi agar ke depannya tidak dilakukan perburuan terhadapnya dan (4) memperkuat peran lembaga adat khususnya yang berkaitan dengan perlindungan tembawang.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87443
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017tpr.pdf
  Restricted Access
3.37 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.