Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85088
Title: Produksi Steviosida dan Rebaudiosida dengan Penambahan Gula, BAP, dan Kitosan secara In Vitro
Authors: Wiendi, Ni Made Armini
Novitasari, Yeyen
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Tingginya konsumsi gula di Indonesia dan produksi gula yang belum dapat memenuhi permintaan gula menyebabkan diperlukan alternatif substitusi gula di Indonesia. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan pemanis alami selain tebu adalah tanaman stevia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kombinasi antara Gula, BAP, dan Kitosan terhadap daya proliferasi tunas Stevia rebaudiana Bertoni sehingga menghasilkan biomassa tinggi dengan produksi metabolit sekunder yang tinggi secara in vitro, serta mendapatkan protokol yang tepat untuk memproduksi metabolit sekunder dari tanaman stevia in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan II dan Laboratorium Ekofisiologi, Departemen Agronomi dan Hortultura, IPB, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dan Laboratorium Kimia Universitas Kristen Satya Wacana. Penelitian berlangsung pada bulan Januari hingga Oktober 2016. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan kelompok lengkap teracak tiga faktor dengan tiga ulangan. Perlakuannya adalah konsentrasi Gula (30, 40, dan 50 g L-1), konsentrasi BAP (1, 2, dan 3 mg L-1), dan konsentrasi Kitosan (0, 1, dan 2 mg L-1) yang ditambahkan media dasar Murashige-Skoog. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa peubah jumlah tunas, jumlah buku, jumlah daun, dan tinggi tanaman nyata dipengaruhi oleh interaksi Gula, BAP, dan Kitosan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 50 g L-1 Gula, 3 mg L-1 BAP, dan 2 mg L-1 Kitosan memberikan proliferasi tunas, buku, daun, dan tinggi tanaman tertinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya. Hasil analisis HPLC dengan buffer A menunjukkan bahwa kandungan steviosida dan rebaudiosida A tertinggi diperoleh dari perlakuan Gula 50 g L-1, BAP 3 mg L-1, dan tanpa Kitosan yaitu 2,232 mg g-1 (0,223%) untuk steviosida dan 0,965 mg g-1 (0,096%) untuk rebaudiosida A sedangkan rebaudiosida C tertinggi didapatkan pada perlakuan Gula 40 g L-1, BAP 3 mg L-1, dan tanpa Kitosan yaitu 0,453 mg g-1 (0,045%). Analisis menggunakan buffer B, perlakuan Gula 40 g L-1, BAP 3 mg L-1, dan tanpa Kitosan memberikan hasil tertinggi yaitu 22,030 mg g-1 (2,203%) untuk steviosida dan 4,000 mg g-1 (0,400%) untuk rebaudiosida A. Tingginya bobot basah dan bobot kering yang disertai kalus menurunkan kandungan metabolit sekunder stevia. Perlakuan Gula 50 g L-1, BAP 3 mg L-1, dan tanpa Kitosan pada buffer A menghasilkan kandungan metabolit sekunder total tertinggi yaitu 0,32% sedangkan pada buffer B didapatkan pada perlakuan Gula 40 g L-1, BAP 3 mg L-1, dan tanpa Kitosan yaitu 2,60%. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan metabolit yang dianalisis dengan HPLC menggunakan buffer B memberikan hasil analisis hingga sepuluh kali lebih tinggi untuk steviosida dan rebaudiosida A dibandingkan dengan buffer A
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85088
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
log_A17yno.pdf
  Restricted Access
2.33 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.