Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82734Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Adawiyah, Dede R. | - |
| dc.contributor.advisor | Purnomo., Eko Hari | - |
| dc.contributor.author | Simanjuntak, Berliana | - |
| dc.date.accessioned | 2017-01-30T07:33:32Z | - |
| dc.date.available | 2017-01-30T07:33:32Z | - |
| dc.date.issued | 2016 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82734 | - |
| dc.description.abstract | Stabilitas suatu produk sering dihubungkan dengan mudah tidaknya produk tersebut mengalami perubahan fisik dan kimia. Pada produk minuman berkarbonasi, kestabilan gas CO2 sebagai salah satu faktor mutu produk sangatlah penting untuk diketahui, karena keberadaan gas CO2 berperan menimbulkan sensasi rasa menggelitik dimulut ketika meminum minuman berkarbonasi. Kestabilan gas CO2 juga berhubungan dengan permeabilitas gas dari kemasan yang dipakai, formulasi produk serta reaksi kimia yang terjadi selama penyimpanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa laju perubahan volume dan kelarutan gas CO2 minuman berkarbonasi selama penyimpanan pada suhu 6⁰C, suhu 25⁰C dan suhu 55⁰C yang dikemas dengan kemasan plastik, gelas dan kaleng. Serta menentukan waktu paruh produk dengan menggunakan pendekatan Arrhenius. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa minuman berkarbonasi yang dikemasn dalam kemasan plastik mengalami persentase kehilangan gas CO2 yang paling banyak ketika disimpan pada ketiga suhu penyimpanan dibandingkan dengan kemasan gelas dan kaleng. Persentasi penurunan volume gas CO2 pada kemasan plastik pada penyimpanan suhu 6⁰C adalah 0,002% per hari, pada suhu 25⁰C adalah 0,003% per hari dan pada suhu 55⁰C adalah 0,007% per hari. Sementara persentase penurunan kelarutan gas CO2 yang paling tinggi dialami oleh kemasan kaleng pada penyimpanan suhu 55⁰C sebesar 0,026% per hari. Sedangkan kedua kemasan yang lain (gelas dan plastik) yang disimpan pada suhu dan waktu yang sama hanya mengalami penurunan gas CO2 terlarut sebesar 0,019% per hari. Sehingga waktu paruh (t1/2) produk jika disimpan pada suhu 25⁰C pada kemasan kaleng adalah 206 hari (7,0 bulan), pada kemasan gelas adalah 200 hari (6,7 bulan) dan pada kemasan plastik adalah 104 hari (3,5 bulan). | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | Bogor Agricultural University (IPB) | id |
| dc.subject.ddc | Food Science | id |
| dc.subject.ddc | Food Preservation | id |
| dc.subject.ddc | 2016 | id |
| dc.subject.ddc | Bogor-Jawa Barat | id |
| dc.title | Stabilitas Gas Co2 Pada Minuman Berkarbonasi Selama Penyimpanan | id |
| dc.type | Thesis | id |
| dc.subject.keyword | kelarutan gas | id |
| dc.subject.keyword | kaleng | id |
| dc.subject.keyword | gelas | id |
| dc.subject.keyword | plastik | id |
| dc.subject.keyword | volume gas | id |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture Technology | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2016bsi.pdf Restricted Access | 10.63 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.