Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82567
Title: Analisis Beban Emisi Udara Primer Di Provinsi Bangka Belitung Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor
Authors: Yuwono, Sabdo Arief
Chadirin, Yudi
Elviana
Issue Date: 2016
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap kualitas udara suatu wilayah.Menurunnya kualitas lingkungan dapat diduga dari tingginya konsumsi bahan bakar.Proses pembakaran bahan bakar minyak akan menghasilkan pencemar-pencemar ke udara, seperti partikel debu (PM), karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), oksida-oksida nitrogen (NOx), sulfur dioksida (SO2), dan O3. Estimasi beban emisi merupakan tahap penting dalam menguantifikasi beban pencemar di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan menghitung beban emisi SO2, NOx, CO, dan PM10Wilayah Provinsi Bangka Belitung, menghitung kontribusi masing-masing kota/kabupaten terhadap beban emisi Provinsi Bangka Belitung, dan mempelajari strategi pengurangan emisi dan dampaknya terhadap besarnya beban emisi.Salah satu caraperhitungan yang digunakan adalah menggunakan faktor emisi. Data yang digunakan untuk perhitungan diperoleh dari berbagai instansi.Faktor emisi dikembangkan oleh berbagai instansi, seperti US-EPA (Environmental Protection Agency of the United States), IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), dan UK-NAEI (National Atmospheric Emissions Inventory of the United Kingdom).Data yang dikumpulkan untuk perhitungan berupa data selama 3 tahun dikarenakan minimnya data yang tersedia dan dihitung dalam satuan ton/tahun. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata beban emisi SO2 Provinsi Bangka Belitung sebesar 6,046 ton/tahun, NOx sebesar 16,325 ton/tahun, CO sebesar 75,640 ton/tahun, dan PM10 sebesar 2,751 ton/tahun. Sektor industri merupakan penyumbang terbesar beban emisi SO2 sebesar 41%, pembangkit listrik sebesar 31%, transportasi sebesar 21%, domestik sebesar 1%. Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar beban emisi NOx sebesar 62%, pembangkit listrik sebesar 22%, industri sebesar 12%, dan peternakan dan pertanian sebesar 2%, persampahan sebesar 1%, dan domestik sebesar 1%.Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar beban emisi CO sebesar 97%, persampahan sebesar 3%.Sektor transportasi juga merupakan penyumbang terbesar beban emisi PM10 sebesar 80%, persampahan sebesar 15%, pembangkit listrik sebesar 3%, industri sebesar 1%, dan peternakan dan pertanian sebesar 1%. Kabupaten Bangka merupakan penyumbang terbesar beban emisi SO2 sebesar 40%, NOx sebesar 22%, CO sebesar 33%, dan PM10 sebesar 23%. Pada tahun 2011 beberapa kabupaten mengalami penurunan beban emisi SO2 disebabkan penurunan produktivitas industri sebesar 40%.Secara merata beban emisi di setiap kabupaten di Bangka Belitung dipengaruhi oleh sektor transportasi. Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh pemerintah provinsi yaitu, penerapan smart driving diharapkan dapat menurunkan beban emisi sebesar 10%, audit energi di sektor industri diharapkan menurunkan beban emisi sebesar 10%, mengurangi penggunaan solar untuk pembangkit listrik diharapkan dapat menurunkan emisi sebesar 5%/tahun, dan konversi minyak tanah ke LPG menurunkan emisi sebesar 5%. Dengan menerapkan strategi tersebut, beban emisi dapat berkurang sebesar 30%.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82567
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016elv.pdf
  Restricted Access
22.44 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.