Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81582
Title: Pengelolaan Ekosistem Mangrove Di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan
Authors: Boer, Mennofatria
Pratiwi, Niken T.M
Theresia
Issue Date: 2016
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Mangrove menjadi ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting diwilayah pesisir. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 95/Kpts- II/2003 tanggal 19 Maret 2003, bahwa salah satu wilayah di Provinsi Sumatera Selatan memiliki kawasan Mangrove yang berada di Taman Nasional Sembilang. Luasan mangrove di Taman Nasional Sembilang tahun 2003 sebesar 91.679.45 ha dan tahun 2009 berkurang menjadi 83.447.23 ha atau sekitar 9,80 %. Semua permasalahan memiliki hubungan dengan aktivitas antropogenik, penyebab utama permasalahan dan ancaman di sekitar kawasan Taman Nasional Sembilang. Pengelolaan ekosistem mangrove bersifat dinamis tergantung dari perkembangan dari kebijakan-kebijakan yang ada. Adanya perbedaan perspektif daerah dan nasional serta internasional dalam hal mengelola sumberdaya alam terutama ekosistem mangrove, sering menimbulkan konflik kepentingan antara konservasi dan konversi, sehingga diperlukan penilaian keberlanjutan pengelolaan terhadap sumber daya termasuk ekosistem mangrove, baik dilihat dari ekologi, sosial ekonomi dan kelembagaan. Salah satu alat yang digunakan untuk mengevaluasi keberlanjutan pengelolaan mangrove ini adalah metode RAPFISH (Rapid Appraisal Technique for Evaluating Fisheries Sustainability), yang salah satu alat untuk analisis status kelestarian ekosistem mangrove dengan penyesuaian berbasis Multi Dimensional Scalling (MDS). Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove dan (2) merumuskan alternatif kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove agar dapat efektif dan berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan selama dua bulan, yaitu pada bulan Maret-April 2015. Kondisi tekini tahun 2015, mangrove di Taman Nasional Sembilang dimana di dominansi oleh jenis mangrove Exoceria agallocha sebesar 99,94%, nilai kerapatan relatif tertinggi 98,4%. Jenis mangrove Exoceria agallocha memberikan pengaruh dan peranan yang besar dalam komunitas mangrove di Taman Nasional Sembilang. Terjadi laju degradasi tutupan mangrove, membandingkan dua tahun, yaitu tahun 2002 dan 2013. Berdasarkan interpretasi visual terhadap data penginderaan jauh, didapatkan informasi bahwa luas tutupan mangrove mengalami penurunan tiap tahun pengamatan, tahun yang diambil didasarkan pada alasan membandingkan sebelum dan setelah ditetapkan sebagai kawasan konservasi, dengan memanfaatkan citra Landsat-7 ETM dan Landsat-8, luasan tutupan mangrove pada tahun 2002 sebesar 93808.73 ha dan menurun pada tahun 2013 menjadi 78597.55 ha atau sekitar 115211.18 ha (16 %). Luasan mangrove dari tahun ke tahun berkurang, hal ini mungkin disebabkan aktivitas penduduk seperti penebangan hutan, pemanfaatan hutan mangrove untuk kegiatan pertanian, pembukaan lahan tambak serta kawasan ini juga mengalami pengurangan lahan akibat dibangunnya pelabuhan Tanjung Api-Api. Nilai ekonomi total ekosistem mangrove di Taman Nasional Sembilang Kab.Banyuasin Sumatera Selatan adalah Rp 14 milyar/tahun atau Rp 178.221,00/ha/tahun, artinya apabila ekosistem mangrove di Taman Nasional Sembilang tetap dikelola secara berkelanjutan serta luasan mangrove tidak berkurang maka nilai yang tetap terpelihara sebesar Rp 14 milyar. Status keberlanjutan pengelolaan mangrove di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan adalah “Kurang berkelanjutan”dengan nilai indeks keberlanjutan multidimensi 49,81. Berdasarkan analisisi Leveragedalam metode RAPFISH terdapat empat indikator yang dominan memberikan kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan, yaitu (1) Perubahan luasan, (2) Indeks nilai penting mangrove, (3) Peningkatan pengetahuan terhadap ekosistem mangrove, (4) Mata pencaharian, (5) Nilai ekonomi ekosistem mangrove bagi masyarakat setempat dan (6) Tingkat sinergitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan mangrove. Dalam hal ini, alternatif kebijakan yang direkomendasikan ialah pemberdayaan masyarakat yang bisa memiliki keterampilan dalam pemanfaatan mangrove yang lestari.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81582
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016the.pdf
  Restricted Access
4.03 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.