Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81188
Title: Repayment Performance Of Farmers: Madagascar Study
Authors: Suharno
Kusnadi, Nunung
Sarwosri, Arieska Wening
Issue Date: 2016
Abstract: Pada awalnya institusi mikrokredit didirikan untuk membantu mengurangi kemiskinan, sehingga institusi ini mendapatkan bantuan dari pemerintah dan juga non-government organization (NGO). Seiring dengan perkembangannya, institusi mikrokredit didorong untuk mampu bertahan secara finansial dalam jangka waktu yang lama; institusi mikrokredit juga menjadi lebih komersial dan berorientasi pada keuntungan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut bisa jadi menjadi faktor pendorong bagi institusi mikrokredit untuk tidak mengindahkan calon peminjam yang dianggap akan mempunyai pola pembayaran yang bermasalah. Petani menjalankan bisnis yang berisiko dan umumnya pendapatan mereka adalah pendapatan musiman yaitu pada saat musim panen datang. Hal tersebut mungkin akan mempengaruhi kelayakan petani di mata institusi mikrokredit terkait dengan upaya mereka untuk mendapatkan kredit. Namun demikian, mengesampingkan petani sebagai calon peminjam bukan merupakan tindakan yang bijaksana karena petani jumlahnya sangat banyak. Madagaskar, yaitu negara dimana penelitian ini dilaksanakan merupakan negara miskin dengan 35,54 persen penduduknya adalah petani. Hasil penelitian berkaitan dengan pola pembayaran petani di Madagaskar belum tersedia dan mereka dianggap tidak mempunyai pola pembayaran yang bagus sehingga mendapatkan porsi yang kecil pada institusi mikrokredit. Dengan demikian, master tesis ini bertujuan untuk memberikan informasi dengan menjawab pertanyaan apakah benar petani akan menjadi peminjam yang berisiko berkaitan dengan pola pembayaran. Lebih jauh lagi, master thesis ini akan membahas lebih detail mengenai karakter petani terutama berdasarkan jenis kelamin dan sektor pertanian. Penelitian dilakukan di institusi mikrokredit komersial, yang artinya institusi tersebut tidak mendapatkan donor dari pemerintah maupun NGO. Data didapatkan dari AccèsBanque Madagascar (ABM) dengan observasi sebanyak 53.258 pada tahun 2007 sampai 2012. Ketepatan petani dalam membayar akan menjadi indikator untuk menentukan baik atau buruknya pola pembayaran petani. Indikator tersbut meliputi 1 hari keterlambatan dan 30 hari keterlambatan untuk melihat reliabilitas dan komitment petani pada tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan serta mengatahui kemampuan petani untuk membayar angsuran. Temuan dari thesis ini meliputi: variabel “petani” mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara statistik pada keterlambatan 1 hari, hal tersebut mengindikasikan bahwa petani kurang reliabel dan komitmen pada tanggal jatuh tempo angsuran dibandingkan dengan yang bukan petani. Namun variabel petani tidak berpengaruh pada 30 hari keterlambatan. Temuan ini merupakan klarifikasi bahwa petani tidak terbukti mempunyai pola pembayaran yang buruk. Temuan dari studi ini tidak menerima hasil studi empirik sebelumnya yang menemukan bahwa petani mempunyai pola pembayaran yang lebih baik dibandingkan yang bukan petani. Dengan demikian, temuan ini berkonribusi pada pengetahuan mengnai pola pembayaran dengan memberikan wawasan yang baru bahwa pola pembayaran petani merupakan hal yang belum bisa secara umum disimpulkan Diskusi yang lebih lengkap meliputi pengaruh variable petani yang dikolaborasikan dengan pengaruh jenis kelamin dan sektor pertanian pada pola pembayaran peminjam. Temuannya adalah peminjam petani wanita tidak reliabel dan komitmen pada jatuh tempo angsuran seperti terlihat pada hubungan positif variabel tersebut pada keterlambatan 1 hari secara statistik. Namun demikian, peminjam petani wanita tidak terkait pada keterlambatan 30 hari. Akhirnya, temuan “petani berdasarkan sektor” adalah petani tanaman secara statistik berpengaruh pada 1 hari dan 30 hari keterlambatan. Temuan ini mengindikasikan bahwa petani tanaman tidak reliabel dan komitmen terhadap jatuh tempo angsuran serta menunjukan pola pembayaran yang buruk. Di lain sisi, petani yang berbasis usahatani hewan (peternakan dan perikanan) menunjukkan hubungan yang negatif pada 1 hari dan 30 hari keterlambatan walaupun secara statistik tidak terbukti. Tanpa diduga, ternyata hampir semua variable yang termasuk pada “karakter peminjam” dan “karakter kredit” mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik. Institusi mikrokredit tidak bisa mengacuhkan karakter peminjam dan karekter kredit. Karakter peminjam dan karekter kredit seringkali menjadi acuan untuk menetapkan kelayakan peminjam dan ternyata hal tersebut juga berpengaruh pada pola pembayaran. Dengan demikian, MFI sebaiknya tidak mengacuhkan karakter peminjam dan kredit di luar pembagian tipe-tipe peminjam. Penerapan hasil dari penelitian ini terbatas pada peminjam pada komersial institusi mikrokredit yang terletak pada negara dengan kondisi sosial ekonomi yang mirip. Informasi mengenai pola pembayan penting untuk keputusan alokasi kredit dan penanganan keterlambatan. Pada bahasan yang lebih luas lagi, informasi mengenai pola pembayaran petani bisa menjadi indikator keberhasilan program pembangunan pada kesejahteraan petani berdasarkan asumsi bahwa jika petani tersebut sudah sejahtera maka mereka akan menunjukkan pola pembayaran yang bagus.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81188
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016aws.pdf
  Restricted Access
18.4 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.