Repayment Performance Of Farmers: Madagascar Study
View/ Open
Date
2016Author
Sarwosri, Arieska Wening
Suharno
Kusnadi, Nunung
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada awalnya institusi mikrokredit didirikan untuk membantu mengurangi
kemiskinan, sehingga institusi ini mendapatkan bantuan dari pemerintah dan juga
non-government organization (NGO). Seiring dengan perkembangannya, institusi
mikrokredit didorong untuk mampu bertahan secara finansial dalam jangka waktu
yang lama; institusi mikrokredit juga menjadi lebih komersial dan berorientasi
pada keuntungan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut bisa jadi menjadi faktor
pendorong bagi institusi mikrokredit untuk tidak mengindahkan calon peminjam
yang dianggap akan mempunyai pola pembayaran yang bermasalah.
Petani menjalankan bisnis yang berisiko dan umumnya pendapatan mereka
adalah pendapatan musiman yaitu pada saat musim panen datang. Hal tersebut
mungkin akan mempengaruhi kelayakan petani di mata institusi mikrokredit
terkait dengan upaya mereka untuk mendapatkan kredit. Namun demikian,
mengesampingkan petani sebagai calon peminjam bukan merupakan tindakan
yang bijaksana karena petani jumlahnya sangat banyak. Madagaskar, yaitu negara
dimana penelitian ini dilaksanakan merupakan negara miskin dengan 35,54 persen
penduduknya adalah petani. Hasil penelitian berkaitan dengan pola pembayaran
petani di Madagaskar belum tersedia dan mereka dianggap tidak mempunyai pola
pembayaran yang bagus sehingga mendapatkan porsi yang kecil pada institusi
mikrokredit.
Dengan demikian, master tesis ini bertujuan untuk memberikan informasi
dengan menjawab pertanyaan apakah benar petani akan menjadi peminjam yang
berisiko berkaitan dengan pola pembayaran. Lebih jauh lagi, master thesis ini
akan membahas lebih detail mengenai karakter petani terutama berdasarkan jenis
kelamin dan sektor pertanian. Penelitian dilakukan di institusi mikrokredit
komersial, yang artinya institusi tersebut tidak mendapatkan donor dari
pemerintah maupun NGO. Data didapatkan dari AccèsBanque Madagascar
(ABM) dengan observasi sebanyak 53.258 pada tahun 2007 sampai 2012.
Ketepatan petani dalam membayar akan menjadi indikator untuk menentukan baik
atau buruknya pola pembayaran petani. Indikator tersbut meliputi 1 hari
keterlambatan dan 30 hari keterlambatan untuk melihat reliabilitas dan komitment
petani pada tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan serta mengatahui
kemampuan petani untuk membayar angsuran.
Temuan dari thesis ini meliputi: variabel “petani” mempunyai pengaruh
positif dan signifikan secara statistik pada keterlambatan 1 hari, hal tersebut
mengindikasikan bahwa petani kurang reliabel dan komitmen pada tanggal jatuh
tempo angsuran dibandingkan dengan yang bukan petani. Namun variabel petani
tidak berpengaruh pada 30 hari keterlambatan. Temuan ini merupakan klarifikasi
bahwa petani tidak terbukti mempunyai pola pembayaran yang buruk. Temuan
dari studi ini tidak menerima hasil studi empirik sebelumnya yang menemukan
bahwa petani mempunyai pola pembayaran yang lebih baik dibandingkan yang
bukan petani. Dengan demikian, temuan ini berkonribusi pada pengetahuan
mengnai pola pembayaran dengan memberikan wawasan yang baru bahwa pola
pembayaran petani merupakan hal yang belum bisa secara umum disimpulkan
Diskusi yang lebih lengkap meliputi pengaruh variable petani yang
dikolaborasikan dengan pengaruh jenis kelamin dan sektor pertanian pada pola
pembayaran peminjam. Temuannya adalah peminjam petani wanita tidak reliabel
dan komitmen pada jatuh tempo angsuran seperti terlihat pada hubungan positif
variabel tersebut pada keterlambatan 1 hari secara statistik. Namun demikian,
peminjam petani wanita tidak terkait pada keterlambatan 30 hari. Akhirnya,
temuan “petani berdasarkan sektor” adalah petani tanaman secara statistik
berpengaruh pada 1 hari dan 30 hari keterlambatan. Temuan ini mengindikasikan
bahwa petani tanaman tidak reliabel dan komitmen terhadap jatuh tempo angsuran
serta menunjukan pola pembayaran yang buruk. Di lain sisi, petani yang berbasis
usahatani hewan (peternakan dan perikanan) menunjukkan hubungan yang negatif
pada 1 hari dan 30 hari keterlambatan walaupun secara statistik tidak terbukti.
Tanpa diduga, ternyata hampir semua variable yang termasuk pada
“karakter peminjam” dan “karakter kredit” mempunyai pengaruh yang signifikan
secara statistik. Institusi mikrokredit tidak bisa mengacuhkan karakter peminjam
dan karekter kredit. Karakter peminjam dan karekter kredit seringkali menjadi
acuan untuk menetapkan kelayakan peminjam dan ternyata hal tersebut juga
berpengaruh pada pola pembayaran. Dengan demikian, MFI sebaiknya tidak
mengacuhkan karakter peminjam dan kredit di luar pembagian tipe-tipe peminjam.
Penerapan hasil dari penelitian ini terbatas pada peminjam pada komersial
institusi mikrokredit yang terletak pada negara dengan kondisi sosial ekonomi
yang mirip. Informasi mengenai pola pembayan penting untuk keputusan alokasi
kredit dan penanganan keterlambatan. Pada bahasan yang lebih luas lagi,
informasi mengenai pola pembayaran petani bisa menjadi indikator keberhasilan
program pembangunan pada kesejahteraan petani berdasarkan asumsi bahwa jika
petani tersebut sudah sejahtera maka mereka akan menunjukkan pola pembayaran
yang bagus.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]